Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (13/5/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan pada Kamis rupiah berhasil menguat setelah sebelumnya sempat melemah pada pembukaan.
Di Asia terlihat beberapa kurs masih bisa menguat terhadap dolar AS di tengah penguatan harga minyak mentah serta komoditas lainnya.
Dari domestik, selain masih tingginya ketidakpastian pemberian peringkat layak investasi oleh S&P dan masa depan UU Pengampunan Pajak, hari ini dinanti angka Defisit Neraca Transaksi Berjalan yang diperkirakan rasio terhadap PDBnya turun ke 1,8%.
"Rupiah masih berpeluang menguat hari ini," paparnya dalam riset.
Sementara itu,Harga minyak mentah melanjutkan dorongan penguatannya hingga dini hari tadi walaupun di sisi lain indeks dolar AS berhasil naik tipis.
Kemungkinan kenaikan FFR Target pada FOMC Meeting Juni mendatang diperkirakan rendah oleh Polling Reuters tetapi peluangnya menjadi sangat tinggi pada Sep16.
"Di sore hari pertumbuhan PDB Zona Euro ditunggu diperkirakan tetap di 1,6% YoY," tambahnya.