Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten jasa angkutan tambang, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS) memutuskan untuk memutuskan untuk tidak menerima permintaan angkutan batu bara ke Filipina menyusul aksi pembajakan oleh kelompok bersenjata.
Rico Rustombi, Direktur Utama MBSS, mengatakan moratorium akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. "Kami ingin lihat dulu, apakah aman di sana. Kami tetap mengutamakan keselamatan karyawan kami," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Dia menerangkan, aksi pembajakan yang dilakukan kelompok bersenjata yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf cukup mengkhawatiran. Pasalnya, MBSS sering berlayar ke Filipina untuk mengangkut batu bara.
Menurut Rico, volume angkutan ke Filipina memang tidak signifikan. Namun, perseroan mengaku mendapat margin yang cukup tebal untuk mengirim batu bara ke Filipina. "Di sana banyak power plant, tapi kecil-kecil (berdaya) 5 megawatt," ujarnya.
Sebelumnya, akhir Maret 2016 lalu, sepuluh warga negara Indonesia diculik oleh kelompok bersenjata di Laut Sulu. Penculik meminta tebusan sebanyak 50 juta peso. atau Rp15 miliar.
Dua pekan berselang, dua kapal berbendera Indonesia juga dibajak di perairan perbatasan Malaysia dan Filipina. Empat anak buah kapal masih disandera.
Di sisi lain, sepanjang 2015, pendapatan anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) itu turun 33% menjadi US$89,8 juta. Berdasarkan segmen, pendapatan dari angkutan tongkang atau barging turun 39,1% menjadi US$57,4 juta sedangkan pendapatan dari floating crane turun 21% menjadi US$32,3 juta.