Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Harga Bijih Besi Tak Akan Berlangsung Lama

Reli harga bijih besi diprediksi tidak akan berlangsung dalam waktu lama seiring dengan rencana peningkatan produksi yang berpotensi menekan nilai jual.

Bisnis.com, JAKARTA--Reli harga bijih besi diprediksi tidak akan berlangsung dalam waktu lama seiring dengan rencana peningkatan produksi yang berpotensi menekan nilai jual.

CEO Rio Group Sam Walsh, sebagai produsen bijih besi kedua terbesar di dunia berpendapat, harga bakal terjatuh pada paruh kedua 2016.

Pasalnya, jumlah pasokan baru melebihi pertumbuhan permintaan dari China.

Pada perdagangan Jumat (15/4) harga bijih besi untuk kontrak September 2016 turun 2,01% menjadi US$63,9 per ton.

Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudah meningkat sebanyak 33,12%.

Sebelumnya, harga sempat mencapai puncak pada 21 Maret 2016 sebesar US$65,33 per ton dengan kenaikan 37,22% sepanjang tahun berjalan.

JP Morgan dalam risetnya menyampaikan melambungnya harga bijih besi disebabkan adanya gangguan produksi baja dan penyetokan ulang di China. Pada kuartal I/2016, harga sudah naik sebanyak 21,7%.

Produksi baja, yang menggunakan bahan baku bijih besi, di China pada tahun ini diprediksi menurun 2% menjadi 784 juta ton. Ke depan, dampak dari penyetokan bahan baku di awal 2016 menopang kenaikan harga pada semester pertama.

Ada dua faktor yang mendukung mengilapnya harga, yakni adanya gangguan pasokan dan naiknya pertumbuhan ekonomi Negeri Panda. Meskipun demikian, harga diprediksi bakal meluncur pada paruh kedua 2016.

Kelebihan pasokan menjadi kendala utama agar harga terus menghijau. Morgan memperkirakan pasar global masih akan kelebihan stok bijih besi lebih dari 100 juta ton sampai 2017.

Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal I/2016  mencapai 6,7%. Namun, sebagai pemasok 50% baja dunia, catatan produksi baja mentah Negeri Panda di triwulan pertama menurun secara tahunan (y-o-y).

Berdasarkan median dari 10 data proyeksi, survei Bloomberg mengemukakan harga bijih besi dapat terkoreksi hingga menuju US$44 per ton pada kuartal IV/2016. Adapun JP Morgan memprediksi harga pada akhir tahun ialah US$42 per ton, sehingga harga rerata 2016 senilai US$47 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper