Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) di pasar global terkerek tipis sebesar 1,96% atau meningkat 4,7 ton menjadi 244,8 ton pada 2015.
International Gas Union (IGU) dalam World LNG Report 2016 mengungkapkan peningkatan penjualan dalam kurun waktu tersebut di luar dugaan, padahal pencapaian lonjakan tertinggi sebelumnya terjadi pada 2011 pasca musibah Fukushima yang terkerek 3,3 ton.
Di sisi lain, laporan yang dipublikasikan pada Selasa (14/2/2016) tersebut juga menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah negara yang memasok LNG untuk pasar global dari 19 negara pada 2014 menjadi 17 negara pada tahun lalu.
Kedua negara yang tidak lagi memasok penjualan ke pasar global pada 2015 adalah Angola dan Mesir. Khusus untuk Mesir yang mengekspor kargo LNG terakhir di akhir 2014 disebabkan meningkatnya pasar domestik secara masif sehingga mengubah kebijakan ekspor mereka.
Sementara itu, pasar LNG global dalam lima tahun terakhir memang masih dikuasai oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah. Namun, dengan adanya pasokan baru yang datang dari Australia dan sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik mampu memperpendek jarak bauran pasokan dengan negara-negara di Timteng secara signifikan.
Pada 2014 negara-negara di Timteng memiliki bauran sebanyak 40% di pasar LNG global, tetapi pada tahun lalu bauran produksi LNG mereka hanya 38%. Penurunan itu, salah satunya disebabkan dengan adanya permasalahan domestik di Yaman. Meskipun demikian, Qatar tetap menjadi negara pengekspor LNG terbesar di dunia dengan bauran mencapai sepertiga dari jumlah perdagangan di pasar global.
Pemasok LNG dari kawasan Asia Pasifik berkontribusi 10,4 metrik ton dari pertumbuhan pasokan pada 2015, khususnya dari Australia dan Papua New Guinea yang mampu menumbuhkan bauran di pasar regional dari 31% menjadi 34%.
Namun, negara-negara pengimpor yang termasuk dalam Western Buyer –Jepang, Korea Selatan dan China—terus menunjukkan penurunan impor LNG. Pasalnya, sepanjang 2014, negara-negara tersebut mampu menyerap 74,6% dari bauran di pasar regional menjadi 71,7% pada tahun lalu.
Penurunan tersebut mencapai 7,5 ton per tahun, tetapi dengan adanya peningkatan impor di sejumlah negara seperti Thailand, maka total impor LNG di kawasan Asia Pasifik hanya 3 ton per tahun.