2. Grup Bakrie Tersungkur
Bernasib lebih miris terjadi pada Grup Bakrie sepanjang tahun lalu. Tiga perusahaan Grup Bakrie yang telah merilis kinerja keuangan rerata tersungkur 16,18% pada sisi pendapatan menjadi Rp10,01 triliun dari Rp11,95 triliun.
Direktur Utama Bakrie & Brothers Bobby Gafur Umar mengaku pesimistis pada tahun ini kinerja perseroan bakal positif setelah induk usaha Grup Bakrie itu pada 2015 tersungkur menderita rugi bersih Rp1,74 triliun.
"Kinerja tahun ini menjadi pekerjaan kami. Kami akan selesaikan restrukturisasi. Itu yang akan menentukan kinerja positif atau negatif," katanya kepada Bisnis.com.
Tahun lalu, induk usaha Grup Bakrie tersebut harus menderita rugi bersih sebesar Rp1,74 triliun akibat ambrolnya pendapatan yang dikantongi perseroan. Padahal, setahun sebelumnya, BNBR mencatat laba bersih Rp155,1 miliar.
Pendapatan yang diraup induk Grup Bakrie tersebut ambruk 26,91% menjadi Rp4,66 triliun dari tahun sebelumnya Rp6,37 triliun. Memang, BNBR tidak sendirian mencatatkan penurunan pendapatan, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSP) juga mengalami koreksi 23,3% menjadi Rp2,02 triliun.
Akan tetapi, kerugian UNSP meyusut 17,4% menjadi hanya Rp514,5 miliar dari rugi bersih periode sebelumnya Rp623,58 miliar. Satu-satunya emiten peraih laba adalah PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) yang melonjak 275% dari Rp1,76 miliar menjadi Rp6,61 miliar.
DEWA juga menjadi satu dari tiga emiten Grup Bakrie yang meraup pertumbuhan pendapatan positif 13,55% menjadi Rp3,3 triliun dari Rp2,93 triliun. Sisanya, emiten milik Grup Bakrie belum mengumumkan laporan keuangan peridoe 2015.