Bisnis.com, JAKARTA— PT Indomitra Securities memperkirakan pasar obligasi berpotensi melemah terbatas hingga flat pada Senin (28/3/2016).
“Pasar obligasi berpotensi bergerak melemah terbatas hingga flat,” papar Head of Fixed Income Division PT Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus dalam risetnya hari ini, Senin (28/3/2016).
Dia mengemukakan pasar obligasi mulai memasuki masa konsolidasi, namun lelang yang akan diadakan besok berpeluang memberikan dorongan arah kepada obligasi.
“Seperti lelang sebelumnya, lelang besok akan mendapati kelebihan permintaan, terutama kepada obligasi 10 tahun (FR 56) serta 20 tahun (FR72),” ungkapnya.
Namun, lanjutnya, lelang besok juga diprediksi akan diserap diatas dari target indikatif tetapi masih dibawah dari target maksimal yang telah ditetapkan. Perlu diketahui, total transaksi dan total frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun, diikuti dengan 1 – 3 tahun dan 7 – 10 tahun. Sisanya merata di semua tenor hingga lebih dari 25 tahun.
Selain obligasi yang dibuka menguat tipis, minyak WTI juga dibuka menguat 0,23% ke harga US$39,55 per barel. Namun, rupiah masih dibuka melemah di Rp13.298 per dolar AS.
“Penguatan harga minyak akan sedikit menahan pelemahan rupiah hari ini. Para pelaku pasar dan investor juga akan menunggu data inflasi yang akan keluar,” jelasnya.
Imbal hasil obligasi zona Amerika dan Eropa kemarin ditutup jelang libur Paskah. Untuk wilayah Asia Pasifik, imbal hasil bergerak bervariasi. Obligasi 10 tahun mengalami penurunan imbal hasil di angka 7,77, dibandingkan hari sebelumnya 7,78.