Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Dipangkas, Investor Asing Serbu Pasar Saham Rp14,46 Triliun

Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI Rate) membuat investor asing menyerbu lantai bursa dengan pencapaian beli Rp14,46 triliun dalam sepekan ini.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI Rate) membuat investor asing menyerbu lantai bursa dengan pencapaian beli Rp14,46 triliun dalam sepekan ini.

Pada perdagangan akhir pekan yang dirangkum Bloomberg, Jumat (18/3/2016), Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup stagnan di level 4.885,71 seiring dengan menghijaunya lantai bursa di Asia Pasifik.

Pekan ini, IHSG berhasil menguat 1,49% sebesar 71,93 poin setelah pekan lalu tertekan 0,76% ke level 4.813,77. Sepanjang tahun berjalan, IHSG naik 6,37% dengan return dalam dolar Amerika Serikat meningkat 12,49%, tertinggi di kawasan.

Investor asing mencatat aksi beli bersih senilai Rp747,6 miliar pada perdagangan akhir pekan. Bahkan, net buy investor asing selama sepekan mencapai Rp875,8 miliar dengan pembelian Rp14,46 triliun. Sejak awal tahun, investor asing mencatat net buy Rp4,63 triliun dengan total pembelian Rp131,8 triliun year-to-date.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan di pasar spot terdepresiasi 0,32% sebesar 42 poin ke level Rp13.117 per dolar AS. Pekan ini, kurs rupiah juga terdepresiasi setelah tiga pekan berturut-turut terus terapresiasi.

Reza Priyambada, Kepala Riset PT Nong Hyup Koorindo Securities Indonesia, menilai pekan ini lantai bursa terus diguyur sentimen positif dari berbagai sisi.

Dia mencontohkan, sentimen positif yang menyokong IHSG a.l. penurunan BI Rate, batalnya Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan, peningkatan cadangan devisa, stabilitas kurs rupiah, hingga rebound harga minyak mentah dunia.

"Pelaku pasar asing kembali masuk ke pasar modal. Sentimen-sentimen pekan ini menjadi triger positif," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (18/3/2016).

Sementara itu, kebijakan suku bunga negatif yang diterapkan oleh sejumlah bank sentral dinilai berdampak positif bagi bursa Indonesia. Investor global diproyeksikan akan mencari instrumen investasi di negara yang memberikan return positif.

BI Rate, katanya, termasuk suku bunga yang tinggi dengan risiko rendah. Tingkat BI Rate yang diturunkan 25 bps 6,75% terbilang masih mampu dikelola sisi risiko Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Brasil, katanya, tingkat suku bunga bank sentral di negara tersebut mencapai 14%. Sehingga, imbal hasil yang diberikan Brasil jauh lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Bahkan, return lantai bursa Brasil menempati posisi tertinggi di dunia sebesar 27,27% sepanjang tahun berjalan. Begitu pula dengan imbal hasil mata uang real Brasil yang menempati posisi jawara sebesar 9,27% year-to-date.

"Risiko di Brasil juga tinggi. Investor asing lebih memilih untuk enggak masuk ke Brasil," tuturnya.

Secara terpisah, analis PT Reliance Securities Tbk. Lanjar Nafi, menilai mayoritas bursa Asia naik kecuali pada bursa saham di Jepang. Sentimen disokong oleh penguatan harga minyak hingga mendekati US$40 per barel dan naiknya gairah properti di China seperti terdata pada harga rumah baru yang naik 5,2% pada Februari 2016.

Dorongan bursa regional juga terjadi lantaran nilai tukar yen yang kembali menguat seakan menjadi penahan bursa saham di Jepang. Dari lantai bursa nasional, IHSG bergerak tertekan awal sesi dengan ditutup menguat tipis hanya 0,02 poin ke level 4.885,71 dengan volume yang relatif tinggi.

"Terjadinya aksi profit taking pada sektor pertambangan mampu menahan pergerakan disaat bursa regional menguat," ujarnya.

Menurut dia, sektor pertambangan terkoreksi 2,35%, sedangkan sektor aneka industri menguat 1,38% setelah data penjualan kendaraan diprediksi mampu rebound 3%-5% dengan acuan BI rate yang terpangkas.

Investor asing masih terlihat melakukan aksi beli sebesar Rp747,6 miliar pada perdagangan akhir pekan. Sehingga, pada pekan ke tiga bulan Maret ini, aksi beli investor asing tercatat net buy sebesar Rp875,82 miliar dengan akumulasi selama Maret sebesar Rp3,09 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper