Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diperdiksi masih dapat melanjutkan penguatannya pada perdagangan Jumat (18/3/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan kemarin rupiah menguat tajam didorong oleh naiknya harga komoditas serta ekspektasi pemangkasan BI rate.
Imbal hasil SUN juga turun yang selain ekspektasi penambahan likuiditas domestik juga mengikuti penurunan imbal hasil global.
"Rupiah hari ini berpotensi untuk kembali menguat masih dipicu cerita yang sama – pelemahan dolar AS, naiknya minyak, serta dipangkasnya BI rate yang berpotensi memperbaiki prospek pertumbuhan di 2016," ungkapnya dalam riset.
BI optimistis pertumbuhan kuartal I/2016 akan mencapai 5,1% secara year on year atau lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian kuartal IV/2015.
Dia melanjutkan, pasca FOMC meeting yang memangkas ekspektasi target kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) dalam waktu dekat, indeks dolar AS terus terkoreksi hingga dini hari tadi sejalan dengan turunnya imbal hasil US Treasury.
Data ekonomi AS, termasuk inflasi, juga terus memburuk.dolar AS juga melemah signifikan pada perdagangan di pasar Asia hingga penutupan Kamis sore.
"Di tambah dengan harga minyak yang menguat, kurs Asia berpotensi kembali menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini," tambahnya.
Adapun pagi ini, rupiah terpantau dibuka menguat 0,27% atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS.