Bisnis.com, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk membukukan penurunan laba bersih sebesar 79% sepanjang 2015. Penurunan ini disebabkan penurunan pendapatan dan kenaikan beban.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Lippo Karawaci, Selasa (3/3/2016), laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan untuk entitas induk mencapai Rp535,36 miliar, turun 79% dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2014 sebanyak Rp2,55 triliun.
Laporan keuangan menunjukkan, pendapatan Lippo Karawaci turun 23,5% menjadi Rp8,91 triliun. Pos pendapatan lain-lain juga anjlok 59% menjadi Rp240 miliar.
Di sisi lain, beban perusahaan berkode emiten LPKR itu mencatat kenaikan signifikan. Pos beban lainnya naik 326% menjadi Rp270 miliar.
Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Widjaja, sebelumnya mengatakan indusri properti tahun lalu memang mengalami banyak tekanan sehingga realisasi marketing sales di bawah ekspektasi.
"Tahun lalu kami revise down dari Rp6 triliun, realisasinya hampir mencapai Rp4 triliun," katanya.
Tahun ini Ketut berharap industri properti tahun ini akan sedikit mengalami perbaikan, ditunjang stabilitas politik dan apresiasi nilai tukar rupiah. "BI Rate juga turun, kami harapkan bank bisa lebih banyak menyalurkan kredit properti," ujarnya di Jakarta, Senin (29/2/2016)..
Secara keseluruhan, tahun ini Lippo Karawaci menargetkan prapenjualan sebanyak Rp6,7 triliun. Jumlah ini terdiri dari Rp5 triliun prapenjualan properti sedangkan sisanya berasal dari pelepasan aset ke LMIR Trust dan First REIT.
LPKR telah menekan perjanjian jual beli bersyarat dengan dua perusahaan REIT atau dana investasi real estat (DIRE) asal Singapura itu. LKPR sepakat menjual tiga aset dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,7 triliun. ()