Bisnis.com, SINGAPURA--Impor bijih besi China pada Januari anjlok akibat langkah Negeri Panda mengerem pengiriman baja sebelum hari libur Imlek yang jatuh pada tanggal 8-12 Februari.
Data bea cukai setempat menyatakan, pembelian bijih besi pada Januari sebesar 82,19 juta ton turun 16,12% dari bulan sebelumnya sebanyak 96,27 juta ton.
Padahal, sepanjang tahun lalu impor mengalami kenaikan 2,2% menjadi 952,72 juta ton.
Sejak mencapai puncak pada 2011, bijih besi terus merosot akibat perlambatan ekonomi China, dan langkah penambang besar seperti BHP Billiton Ltd., Rio Tinto Group serta Vale SA yang terus menggenjot pasokan.
Merosotnya permintaan sangat terasa bagi pasar dunia, karena China menyumbang sekitar setengah pasokan baja dunia dan membeli lebih dari dua pertiga bijih besi global.
Wu Zhili, Analyst Shenhua Futures Co. di Shenzhen mengatakan, Januari menjadi periode jeda produksi baja China, sehingga volumen impor bijih besi menurun.
"Kenaikan persediaan di pelabuhan mencerminkan lesunya penggunaan sebelum Tahun Baru Imlek," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (15/2/2016).