Bisnis.com, JAKARTA— Ekuitas Asia mencatat tahun ini diawali dengan kejatuhan ke level terendah di tahun ketiga.
Dimana harga minyak murah lebih dari satu dekade serta kecemasan atas perlambatan ekonomi di China dan membuat investor menambah permintaan untuk mengamankan asset.
Sesuai kutipan dari Bloomberg, Kamis (14/1/2016), Indeks Asia Pasifik MSCI turun 1,9% pada 12.49 WIB. Penurunan tersebut merupakan kedelapan kalinya dari sembilan hari di 2016.
Tidak hanya itu, Indeks Topix Jepang juga jatuh 2,8% setelah sebelumnya turun sebanyak 4,1%. Saham di China juga mengalami penurunan. Indeks Australia S & P / ASX 200 merosot 1,6%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,8% dan indeks Kospi Korea turun 1%.
IHSG turun 1,7% karena polisi Indonesia terjadi serangan bersenjata terbesar di ibukota Indonesia setidaknya sejak 2009.
S & P 500 berjangka naik 0,2% setelah 2,5% menurun pada hari Rabu lalu, serta Nasdaq 100 Index memiliki harga terburuk sejak Agustus.
Begitu juga dengan Indeks Russell 2000 tergelincir 3,3%, membawa penurunannya dari puncak pada Juni menjadi 22%.
Kepala Strategi di CMC Markets di Sydney Michael McCarthy mengatakan fokus pasar terus bergeser setiap kali ada berita positif.
“Kami melihat angka perdagangan sangat baik dari China kemarin dan kita juga belum melihat rebound, fokus bergeser ke komoditas," paparnya.