Bisnis.com, SYDNEY - Harga-harga di pasar saham besar diperkirakan akan anjlok untuk sementara waktu dimulai pada Senin setelah munculnya sejumlah serangan bom terkoordinasi di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang.
Namun, hanya sedikit dari pengamat ekonomi yang memperkirakan adanya dampak panjang atau perubahan arah pasar.
Selain itu, konsekuensi buruk bom Paris terhadap kepercayaan di sektor ekonomi, perdagangan, dan pariwisata di Eropa akan membuat bank sentral di kawasan tersebut semakin melonggarkan kebijakan ekonomi pada bulan depan demi menjaga nilai tukar mata uang euro.
Beberapa analis pasar memperkirakan bahwa serangan bom Paris akan lebih besar dampaknya dibandingkan serangan terhadap majalah Charlie Hebdo dan supermarket Halal (dalam versi Yahudi) pada Januari lalu.
"Saham perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumen dan pariwisata--terutama industri barang mewah menjelang musim liburan Natal--merupakan sektor yang paling terdampak," kata analis dari IG France, Alexandre Baradez.
"Serangan pada Januari [di kantor Charlie Hebdo] berbeda karakternya karena targetnya spesisifk. DI sisi lain, ledakan bom terkoordinasi baru-baru ini menarget seluruh populasi. Akibatnya mungkin akan ada dampak pssikologis yang membuat investor menahan diri sampai muncul kejelasan," kata Baradez.
Sementara itu di New York, harga saham berjangka semakin turun pada Ahad malam waktu setempat. Indeks saham Nikkei juga anjlok 0,8% setelah sebelumnya turun sebesar 1,8% pada sesi Senin.
"Munculnya tragadi bom membuat sejumlah pihak menahan diri terhadap optimisme pertumbuhan ekonomi di Prancis. Pasar saham akan dibuka lebih rendah terutama dengan turunnya surat berharga pemerintah dan mata uang euro," kata kepala penasihat ekonomi Allianz, Mohamed El-Erian.
Di sisi lain, kekhawatiran soal adanya serangan serupa di luar Prancis dan ketegangan mengenai respons militer negara-negara Barat terhadap kelompok Daulah Islam (ISIS) juga semakin menunjukkan dampak buruk terhadap pasar.
"Serangan di Paris dan kemungkinan adanya bom yang lebih besar akan berdampak negatif terhadap sektor pariwisata," kata Robert T. Lutts dari Cabot Wealth Management, Massachusetts.
Prancis adalah negara dengan jumlah wisatawan terbesar di dunia dan sektor tersebut menyumbang hampir 7,5% terhadap produk domestik bruto.
Selain itu, pengetatan keamanan nasional akibat bom diperkirakan dapat menghambat perdagangan dan dalam jangka panjang akan semakin memperlemah mata uang euro, demikian pendapat Brian Battle dari Performance Trust Capital Partners di Chicago.
"Prancis sudah menutup perbatasan. Dampaknya akan ditentukan dari seberapa lama dan seberapa besar penutupan tersebut. Pertanyaannya, apakah negara-negara lain akan mengikuti kebijakan ini," kata dia.
Namun, salah satu sektor yang akan mengalami peningkatan adalah pertahanan. Sektor tersebut sudah mulai naik sahamnya di pasar Amerika Serikat. "Potensi aksi militer yang lebih besar di Suriah akan membantu kelompok ini sepanjang pekan depan," kata Nicholas Colas dari ConvergEx Group di New York.