Bisnis.com, JAKARTA - Harga CPO sempat rebound tajam di awal perdagangan Jumat (21/8) di tengah anjloknya ringgit dan kelesuan harga minyak kedelai.
Kontrak berjangka CPO untuk November 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,90% ke harga 2.015 ringgit per ton. CPO rebound setelah jatuh ke bawah level 2.000 ringgit per ton pada penutupan perdagangan kemarin.
CPO kemudian sempat menguat hingga 1,45% ke harga 2.026 ringgit atau Rp6,76 juta per ton di awal perdagangan. Pada pukul 10.29 WIB, kontrak CPO diperdagangkan menguat 0,45% ke harga 2.006 ringgit per ton.
Sentimen positif pada perdagangan CPO di Bursa Malaysia pagi ini muncul dari ringgit yang terdepresiasi semakin dalam. Ringgit anjlok 1,29% ke 4,1810 per dolar AS pada pukul 10.45 WIB.
Pelemahan ringgit berpotensi meningkatkan ekspor CPO, yang diperjualbelikan dalam denominasi dolar AS.
Namun, pergerakan harga CPO masih dibayangi kelesuan harga komoditas dunia. Minyak mentah WTI diperdagangkan merosot 1,23% ke harga US$40,81/barel, sedangkan minyak kedelai diperdagangkan turun 0,11% ke harga US$28,25/pound.
Minyak mentah berpengaruh pada daya saing biodisel berbahan dasar CPO, sedangkan minyak kedelai merupakan bahan baku subtitusi CPO untuk industri pengolahan produk konsumer.
Pergerakan Harga Kontrak CPO November 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
21/8/2015 (10.29 WIB) | 2.006 | +0,45% |
20/8/2015 | 1.997 | -1,87% |
19/8/2015 | 2.035 | -1,21% |
18/8/2015 | 2.042 | -0,10% |
17/8/2015 | 2.044 | -0,15% |
Sumber: Bloomberg