Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot tajam sepanjang sesi I Jumat (21/8/2015) terpapar sentimen dari bursa Amerika Serikat dan ketidakpastian Fed Fund Rate.
IHSG anjlok 2,05% atau 91,16 poin ke level 4.350,75 pada jeda siang. Indeks pagi tadi dibuka melemah 0,91% ke level 4.401,67 dan terus tertekan antara level 4.344,44—4.401,67.
Purwoko Sartono, Analis Riset Panin Sekuritas, mengatakan IHSG terkena imbas indeks Dow Jones yang anjlok lebih dari 2% dan rupiah yang semakin mendekati level Rp14.000.
Tekanan, menurutnya, bisa berlanjut dan membawa IHSG turun ke level 4.200 melanjutkan tren bearish. Mengingat dalam dua pekan ini penurunan IHSG terjadi begitu capat, dari level 4800 ke kisaran 4300.
Namun, dia menegaskan potensi rebound juga masih ada,
“Sebetulnya selagi krisis ada kesempatan, mungkin sekarang faktor (The Fed). (Investor) mau masuk (ke pasar), The Fed belum terlihat akan menaikkan suku bunga,” kata Purwoko kepada bisnis.com.
Hampir semua indeks bursa Asia merosot tajam mengikuti Dow Jones. Nikkei 225 anjlok 2,34%, indeks Hang Seng jatuh 2,32%, sedangkan indeks STI Singapura merosot 1,82%. Indeks KLCI Malaysia menguat sendirian sebesar 0,31%.
Sektor properti merosot paling tajam saat seluruh 9 indeks sektoral yang terdaftar di Bloomberg melemah.
Indeks sektor properti melemah 2,90%, tertekan oleh saham PT Bumi Serpong Damai (BSDE) yang jatuh 4,29% dan saham PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) yang melemah 7,22%
Namun, tekanan paling berat muncul dari saham-saham perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 3,26%, diikuti oleh saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang turun 2,83%.
Saham konsumer masih bertahan, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang menguat 1,40% dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,60%.
Indeks Bisnis27 melemah 1,38% ke level 363,30 pada pembukaan dan telah anjlok 2,32% ke level 359,84 pada jeda siang.