Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO MERDEKA COPPER (MDKA): Tambang Emas Milik Saratoga Mulai Produksi dari Banyuwangi Pada 2016

Perusahaan tambang emas milik Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) akan memulai tahap produksi 3 juta ton per tahun pada 2016.

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan tambang emas milik Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) akan memulai tahap produksi 3 juta ton per tahun pada 2016.

Emiten tambang emas, perak, tembaga dan mineral pengikut lainnya di Indonesia, hari ini mencatatkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 9 Juni 2015. Penawaran awal berlangsung pada pada 12 Mei – 28 Mei 2015 sedangkan proses penawaran umum berlangsung 11-15 Juni 2015.

Untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat Banyuwangi, sebagai daerah lokasi tambang milik Merdeka, perusahaan melakukan kegiatan paparan publik dan penawaran awal di Banyuwangi, Jawa Timur selain di Jakarta.

Pada masa penawaran awal yang berlangsung 12 Mei – 28 Mei 2015, saham Merdeka berhasil membukukan kelebihan permintaan atau oversubscribed dan menetapkan harga saham IPO Merdeka yang berada di rentang atas yakni Rp2.000 per lembar saham.

Merdeka sebelumnya menawarkan harga IPO pada rentang harga Rp1.800 – Rp2.100.

Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan proses bookbuilding dan penawaran umum telah memberikan gambaran tingginya minat investor untuk ikut berinvestasi di bisnis tambang Merdeka.

Dia mengatakan, kepercayaan tinggi para investor tersebut juga menjadi bukti bahwa bisnis tambang emas dan tembaga yang dikelola perusahaan memiliki prospek sangat baik.

"Kami bersyukur hari ini Merdeka menjadi salah satu perusahaan yang tercatat di bursa dan sahamnya dapat dimiliki publik," ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (19/6/2015).

Menurutnya, proses bookbuilding dan penawaran umum berlangsung lancar dengan hasil yang sangat positif. Dia mengaku bakal berusaha menjaga kepercayaan para investor dengan memberikan performa perusahaan yang baik dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Adi menambahkan, Merdeka menetapkan jumlah saham yang akan dilepas dalam IPO sebanyak 419.650.000 lembar, seluruhnya adalah saham baru dari portepel.

Perusahaan juga menerbitkan saham baru secara bertahap dalam rangka pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Bond (MCB) dan Opsi sejumlah 859.937.140 lembar. Dengan demikian kepemilikan masyarakat setelah pelaksanaan penawaran umum, konversi MCB dan Opsi adalah 11,7%.

Dana bersih hasil IPO Merdeka akan digunakan seluruhnya oleh perusahaan untuk disalurkan ke anak perusahaan PT Bumi Suksesindo (BSI) yang sahamnya dimiliki 99,89% oleh Merdeka.

Dana tersebut selanjutnya akan digunakan BSI untuk belanja modal sekitar 50%, untuk pelunasan utang sekitar 40% dan sisanya modal kerja.

BSI memperkirakan kebutuhan dana sebesar US$126,2 juta untuk menyelesaikan konstruksi infrastruktur pertambangan dan fasilitas pengolahan yang akan berlangsung dalam waktu 20 bulan sejak IPO.

Kebutuhan dana untuk belanja modal ini akan dipenuhi dari kombinasi dana IPO dan project financing. Dengan adanya fleksibilitas dalam pemenuhan kebutuhan dana belanja modal dan tingginya minat dari para investor, objektif perusahaan dalam proses bookbuilding adalah mencapai harga optimum.

Merdeka merupakan perusahaan tambang mineral pertama di Indonesia yang belum berproduksi yang diberi kesempatan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan akan memulai produksi pada lapisan oksida yang mengandung emas dan perak secara komersial pada tahun 2016 dengan produksi bijih rata-rata sebesar 3.000.000 ton per tahun.

Targetnya adalah meraih produksi tahunan emas hingga 90.000 oz dan perak hingga 1.000.000 oz.

Sumber daya mineral milik Merdeka berupa emas, perak dan tembaga berada di Proyek Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur.

Berdasarkan Resource Estimation of the Tujuh Bukit Project, Eastern Java, Indonesia tanggal 15 Oktober 2014 yang disusun oleh H & SC Consultants Pty. Ltd sesuai JORC Code, Proyek Tujuh Bukit memiliki sumber daya mineral sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper