Bisnis.com, JAKARTA— Bursa emerging market melemah hingga hari kesebelas sekaligus mencatat pelemahan terlama sejak September 1990 akibat pasar khawatir the Fed akan menaikkan tingkat bunga sehingga mendorong permintaan aset di negara berkembang.
Indeks MSCI Emerging Markets dilaporkan turun 0,5% ke 977,09. Sejumlah saham perushaan melemah di tengah rangkaian data yang mengisyaratkan ekonomi As akan kuat untuk menghadapi penaikan tingkat bunga.
“Data ekonomi yang baik di AS pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu kembali ke arah yang tepat dan penaikan tingkat bunga bisa dilakukan akhir tahun ini,” ujar Hertta Alava, head of emerging markets FIM Asset Management Ltd. sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (9/6/2015).
Dia memperkirakan tidak terjadi aksi beli dan pemilu di Turki akan menimbulkan guncangan. Hasil pemilu di Turki meningkatkan prospek sebuah koalisi dan konflik dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Indeks Ibovespa turun hingga hari ketiga di Sao Paulo setelah Vale melemah 3,2%. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta melemah ke level terendah sejak 10 November dan rupiah turun 0,7%.
Indeks India S&P BSE Sensex turun 0,9% dan Indeks Shanghai Composite menguat 2,2% atau penutupan tertinggi sejak Januari 2008.