Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Perbankan Melambat, Indeks Sektor Finansial Tersendat

Indeks finansial yang memuat harga-harga saham industri keuangan di Indonesia yang didominasi emiten perbankan kian melorot merespon laporan keuangan kalangan bank yang menunjukkan koreksi kinerja sepanjang kuartal I/2015.
Indeks sektor finansial melambat/ilustrasi
Indeks sektor finansial melambat/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks sektor finansial yang memuat harga-harga saham industri keuangan di Indonesia yang didominasi emiten perbankan kian melorot merespon laporan keuangan kalangan bank yang menunjukkan koreksi kinerja sepanjang kuartal I/2015.

Dari data yang di himpun Bisnis, rata-rata indeks industri finansial di Indonesia pada periode 2 Januari 2015 hingga 5 Mei 2015 hanya melaju di posisi 3,03% dari 733,31 menjadi 755,56. Pergerakan tersebut terpental jauh dari peningkatan pada periode yang sama tahun lalu.

Pada 2 Januari 2014 hingga 5 Mei 2014, indeks saham industri  finansial di Indonesia melaju 18,05% dari 546,93 menjadi 645,7.

Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, indeks industri finansial sempat melaju hingga menyentuh posisi 829,75 pada 31 Maret 2015. Namun, memasuki musim laporan keuangan, pergerakannya merosot drastis menjadi 744,48 pada 29 April 2015.

Pergerakan ini juga terpantau sejalan dengan menurunnya kinerja 10 emiten bank besar di Indonesia sepanjang kuartal I/2015. Pasalnya, pada kuartal I/2014, laba bersih 10 bank tersebut tumbuh di posisi 13,7% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp20,75 triliun dari Rp18,25 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pada kuartal I/2015, laba bersih yang dihimpun terkoreksi hingga hanya tumbuh di posisi 1,14% y-o-y dari Rp20,75 triliun menjadi Rp20,99 triliun.

Adapun, penurunan laba bersih tersebut pun sejalan dengan menurunnya pertumbuhan pendapatan bunga bank. Jika pada kuartal I/2014 pendapatan bunga 10 emiten bank dengan aset terbesar tumbuh 24,75% y-o-y menjadi Rp444,72 triliun, di periode yang sama tahun ini, pendapatan bunga tersebut hanya tumbuh 14,51% y-o-y menjadi Rp552,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper