Bisnis.com, JAKARTA - Seperti yang telah diduga sebelumnya, PT United Tractors Tbk. gagal mengoleksi saham PT Acset Indonusa Tbk. yang dipegang investor publik dalam proses mandatory tender offer.
Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan mengatakan dalam proses penawaran tersebut tidak ada satupun investor publik yang mau melepaskan sahamnya.
Selisih nilai saham saat ini dengan harga penawaran yang terlalu lebar dinilai menjadi hambatan proses mandatory tender offer (MTO) saham Acset yang dipegang investor publik.
"Prosesnya memang sudah selesai dan hasilnya nol besar," katanya kepada Bisnis.com, Senin (4/5/2015).
Sejak 24 Maret 2015 emiten berkode UNTR ini telah memulai penawaran tender wajib atas 159 juta lembar saham Acset yang beredar di publik. Adapun harga penawaran ditetapkan senilai Rp3.250 per lembar saham yang merupakan harga pengambilalihan sebelumnya. Sementara itu, pada perdagangan Senin (4/5) saham emiten berkode ACST tersebut sudah mencapai Rp4.610.
Dengan harga penawaran tersebut nilai transaksi ini mencapai Rp516,75 miliar atau setara dengan 31,8% saham di ACST. Saat ini United Tractors telah mengantongi 40% kepemilikan di Acset Indonusa. Untuk menjadi mayoritas anak usaha Grup Astra tersebut hanya membutuhkan 10,1% saham publik di perusahaan konstruksi tersebut.
Gidion menjelaskan dengan kegagalan proses MTO ini perseroan akan mendapatkan saham tambahan dari PT Cross Plus Indonesia dan PT Loka Cipta Kreasi. Saat ini keduanya memiliki masing-masing 16,45% dan 11,75% saham Acset. Adapun harga yang dipakai merupakan harga awal yaitu Rp3.250 per lembar saham.