Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Pacu Kredit Konsumer

PT Bank Central Asia Tbk. bakal memacu kredit konsumer perusahaan hingga akhir tahun nanti mengingat sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pinjaman segmen korporasi menunjukkan perlambatan akibat pelemahan ekonomi.
  /
/

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. bakal memacu kredit konsumer perusahaan hingga akhir tahun nanti, mengingat sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pinjaman segmen korporasi menunjukkan perlambatan akibat pelemahan ekonomi.

Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan hingga kuartal I/2015, portofolio kredit yang disalurkan perusahaan masih didominasi segmen korporasi serta komersial dan usaha kecil menengah (UKM) atau sebesar masing-masing 32,5% dan 40,1% dari total pinjaman.

“[Portofolio] Segmen konsumer masih 27% dari keseluruhan, bisa menjadi 30%. Yang tersedot nanti UKM dan korporasi,” jelas Jahja.

Langkah emiten berkode saham BBCA ini memacu kredit konsumer, lanjut Jahja, untuk menggairahkan kembali industri. Pasalnya, menurut dia, secara umum perlambatan di segmen korporasi disebabkan pengusaha yang enggan melakukan peningkatan produksi akibat pelemahan daya beli pasar.

“Kami tidak mau memacu kredit kalau suasana bisnis turun. Tapi kalau lihat kredit konsumer memang masih ada kebutuhan di pemilikan rumah dan kendaraan bermotor,” kata Jahja.

Adapun, untuk memacu pinjaman konsumernya, pada Februari 2015, BBCA telah menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Selain itu, pada Kamis (30/4), BBCA juga meluncurkan program berhadiah di segmen kredit kendaraan bermotor (KKB).

Dalam program berhadiah bertajuk Kredit Keren Banget tersebut, BBCA menawarkan suku bunga berkisar 3,99%-4,99% dengan jangka waktu pinjaman 1-4 tahun. Perusahaan juga menawarkan kesempatan memenangi dua mobil.

Direktur Konsumer Bank BCA Henry Koenafi mengungkapkan tahun ini pihaknya membidik pertumbuhan kredit konsumer naik 8%-12%.

Dia menuturkan berkaca dari program promosi untuk KPR, dengan penurunan bunga di bawah 10% membuat pinjaman di segmen tersebut naik hingga 20% per bulannya. “Dengan program KKB ini kami berharap naik 30%-40% setiap bulannya.”

Meskipun menawarkan bunga KKB di bawah bunga deposito BBCA, Henry tak khawatir marjin perusahaan menurun. Apalagi, menurutnya dengan memacu di segmen konsumer, bakal memiliki dampak berlipat ke sektor lainnya. “Intinya kami ada cross subsidi. Memang yang 1 tahun kami hampir rugi, tapi yang 2 tahun kami sedikit untung.”

Dalam program ini, lanjut Henry, debitur juga diwajibkan memiliki dana mengendap sekitar Rp2 juta terhitung sejak realisasi kredit hingga 30 November 2015. Dengan strategi tersebut, Henry mengungkapkan perusahaan membidik akan ada kenaikan dana pada produk tabungan BBCA senilai Rp30 miliar.

Adapun, pada kuartal I/2015, kredit korporasi di BBCA tumbuh 2,9% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp109,2 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM meningkat 8,3% y-o-y menjadi Rp134,4 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini. Lalu, kredit konsumer naik 5,6% y-o-y menjadi Rp92 triliun.

Sepanjang kuartal I/2015, bisnis kartu kredit menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan pinjaman konsumer BBCA atau naik 16,3% y-o-y menjadi Rp8,5 triliun. Kemudian, menyusul KKB dan KPR yang naik masing-masing 6,9% y-o-y menjadi Rp28,7 triliun dan 3,6% y-o-y menjadi Rp54,8 triliun pada akhir Maret 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper