Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. sepanjang tahun lalu mengalami penurunan hingga 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada Jumat (27/3/2015), penjualan emiten berkode SIDO ini pada 2014 hanya Rp2,19 triliun. Angka ini lebih rendah 7,3% dibandingkan dengan realisasi 2013 yang mencapai Rp2,3 triliun.
Sementara itu, laba perseroan hanya mampu naik tipis dari Rp406,93 miliar pada akhir 2013 menjadi Rp414,20 miliar pada tahun lalu.
Lini bisnis jamu herbal pada tahun lalu masih mendominasi penjualan Sido Muncul. Porsinya mencapai Rp1,05 triliun atau 47% dari total penjualan perseroan. Di bisnis ini, SIDO mengandalkan produknya Tolak Angin yang menguasai sekitar 75% pangsa pasar.
Selain Tolak Angin, produk andalan perusahaan yang lain adalah minuman berenergi Kuku Bima. Riset KDB Daewo Securities menunjukkan produk ini menguasai 53% pangsa pasar minuman berenergi di Indonesia.
Pada tahun lalu, lini bisnis ini menyumbang Rp812,70 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp1,01 triliun, lini bisnis minuman bernergi ini justru turun 19%.
Lini bisnis farmasi yang baru dijajal Sido Muncul dengan mengakuisisi PT Berlico Mulia Farma pada pertengahan tahun lalu belum menunjukkan kontribusi besar. Pendapatan dari sektor farmasi hanya mencapai Rp26,8 miliar atau 1,1% dari total penjualan.