Bisnis.com, JAKARTA- Rupiah terdepresiasi 0,22% ke Rp12.618 pada penutupan perdagangan Senin (19/1/2015).
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, pada hari ini rupiah dibuka menguat 0,0% ke Rp12.579/US$.
Pada Jumat (16/1/2015), rupiah ditutup di Rp12.590.
“Laju rupiah kembali melemah seiring pelaku pasar melakukan peralihan ke yen yang sedang bergerak menguat. Penguatan yen dipicu antisipasi sentimen negatif dari China berupa pengendalian margin trading yang dipersepsikan kemungkinan adanya pembatasan transaksi tersebut. Dari dalam negeri, sentimen dari penurunan harga BBM belum cukup mampu mempertahankan penguatan rupiah,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (19/1/2015).
Rupiah terdepresiasi 0,22% ke Rp12.618 pada penutupan perdagangan Senin (19/1/2015).
Rupiah terdepresiasi 0,10% ke Rp12.602 pada pukul 13.50 WIB.
Rupiah terdepresiasi 0,08% ke Rp12.600
Mata uang Asean kompak melemah siang ini,s eperti dipantau dari Bloomberg. Dolar Singapura melemah 0,05%, peso Filipina dan baht Thailand (stagnan), ringgit Malaysia (0,18%), rupiah (0,1%).
“Rupiah Melemah 0,1% ke Rp12.603. “Sentimen pelemahan rupiah masih terjaga. Mata uang Garuda mungkin akan diperdagangkan di kisaran 12.540 hingga 12.630 untuk hari ini,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (19/1/2015)
Rupiah melemah 0,06% ke Rp12.598/US$.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada hari ini rupiah dibuka menguat 0,09% ke Rp12.579/US$. Pada Jumat (16/1/2015), rupiah ditutup di Rp12.590.
Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan hari, Senin (19/1/2015) dibuka naik 0,15% ke 92,659.
"Kebijakan bank sentral Swiss tersebut telah membuat pelaku pasar cenderung mengalihkan ke mata uang Swissfranc. Langkah bank sentral Swiss yang secara tidak terduga mengakhiri batas cadangan minimum pada mata uangnya. Bank Sentral Swiss membatalkan kebijakannya untuk mencegah penguatannnya terhadap euro,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (18/1/2015).
“Masih cenderung melemahnya harga minyak mentah dunia yang berimbas pada harga-harga komoditas, membuat pelaku pasar cenderung mengalihkan ke mata uang safe haven, salah satunya dolar AS,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (18/1/2015).