Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah pada pekan lalu telah melakukan lelang surat utang negara dengan menyerap Rp1,02 triliun dari Rp3,99 triliun jumlah penawaran yang masuk.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada Mengatakan seri SPN-S 10032015 yang memiliki tenor 6 bulan, mendapat permintaan hingga Rp2,91 triliun.
Sementara itu, penawaran untuk seri PBS005 dan PBS006 masing-masing sebesar Rp552 miliar dan Rp531 miliar.
“Dari sisi imbal hasil, tidak banyak terjadi perubahan dari sesi lelang sebelumnya,” kata Reza dalam risetnya.
Dikemukakan seri SPN-S mendapat penawaran yield di kisaran 6,78%-7,5%, kurang lebih sama dengan lelang pada 26 Agustus dan tidak jauh berbeda dari lelang sebulan sebelumnya, yang berkisar 6,71%-7,31%.
- Seri PBS005 mengalami sedikit penurunan, yang masuk berkisar 9,06%-9,75%, di bawah pelelangan 26 Agustus yang antara 9,25%-9,75%.
- Seri PBS006 juga sedikit berkurang, dari 8,21%-8,87% pada 26 Agustus menjadi 8,18%-8,75%.
Dari total penawaran yang diserap, pemerintah sama sekali tidak menyerap seri PBS005 namun menyerap seri SPN-S senilai Rp620 miliar dan PBS006 sebesar Rp405 miliar.
Selain itu, pemerintah juga telah melaksanakan lelang pembelian kembali obligasi negara dengan cara penukaran (debt switch) menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS).
Peserta lelang menawarkan 10 seri obligasi negara dari 11 seri obligasi negara yang ditawarkan pemerintah, dan akan jatuh tempo tahun 2014 sampai dengan 2019.
Jumlah nominal penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang sebesar Rp2,68 triliun, dan jumlah atau nilai nominal yang dimenangkan oleh pemerintah adalah sebesar Rp307 miliar.
Obligasi yang ditawarkan adalah:
- FR0026 yang jatuh tempo 15 Oktober 2014 dengan yield rata-rata 3,26%
- FR0038 yang jatuh tempo 15 Agustus 2018 dengan yield rata-rata 7,73%
- FR0066 yang jatuh tempo 15 Mei 2018 dengan yield rata-rata 7,72%
Adapun obligasi penukar adalah:
- FR0069 yang jatuh tempo 15 April 2019
- FR0071 yang jatuh tempo 15 Maret 2029