Bisnis.com, MANADO—PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) memastikan akan menerbitkan obligasi senilai Rp750 miliar pada pekan depan.
Direktur Utama Bank Sulut Johanis Ch. Salibana menuturkan setelah dilakukan penawaran kepada investor, dana hasil penerbitan surat utang itu bisa dikantongi bulan ini juga.
“Rencananya, kami akan melakukan public expose pada 9 September mendatang di Jakarta. Itu juga sekaligus penawaran awal kepada investor,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (5/9/2014).
Dalam aksi korporasi tersebut, Bank Sulut menunjuk empat penjamin emisi (underwriter), yakni PT Mandiri Sekuritas yang bertindak sebagai koordinator dengan tiga anggota lainnya, yakni PT BCA Sekuritas, PT Panin Sekuritas, dan PT MNC Securities.
Sebagai informasi, bank berjuluk Torang pe Bank ini berencana menerbitkan obligasi senior Rp750 miliar dengan tenor 5 tahun.
Dana hasil penerbitan obligasi itu akan dialokasikan untuk penyaluran pinjaman konsumsi (consumer loan) karena captive market yang masih terbuka lebar.
“Mayoritas PNS di lingkungan Pemprov Sulut, gajinya lewat Bank Sulut sehingga kami masih yakin bertumbuh,” ujarnya.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menetapkan peringkat A untuk rencana obligasi senior dan BBB- untuk obligasi subordinasi Bank Sulut.
Pada perkembangan lain, Bank Sulut mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp8,42 triliun sepanjang semester I/2014 atau melonjak 67,72% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp5,02 triliun.
Peningkatan DPK terjadi pada simpanan berjangka yang melonjak dari Rp2,65 triliun pada semester I/2013 atau melesat 93,1% menjadi Rp5,12 triliun pada 6 bulan pertama tahun ini.
Selain simpanan berjangka, peningkatan signifikan juga terjadi pada giro dengan pertumbuhan 70% dari Rp1,29 triliun menjadi Rp2,2 triliun.
“Dari sisi tabungan, naik tipis 1,86% menjadi Rp1,09 triliun dari sebelumnya Rp1,07 triliun,” ujarnya.
Peningkatan penghimpunan DPK itu menyebabkan pendapatan bunga perseroan naik signifikan 90,56% menjadi Rp1,01 triliun dari sebelumnya Rp530,25 miliar.
Namun, beban bunga Bank Sulut malah melonjak 270,35% dari Rp174,65 miliar pada semester I/2013 menjadi Rp646,83 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Kondisi tersebut membuat pendapatan bunga bersih hanya naik tipis 2,29% menjadi Rp363,74 miliar dari sebelumnya Rp355,59 miliar.
Bahkan, beban bunga yang membengkak itu juga menyebabkan laba bersih bank kebanggaan masyarakat Sulut itu tergerus 36,5% menjadi Rp82,27 miliar dari sebelumnya Rp129,74 miliar.
Bank Sulut juga mencatat penyaluran kredit sebesar Rp6,27 triliun sepanjang semester I/2014 atau tumbuh 10,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,67 triliun.
Adapun rasio intermediasi perseroan (loan to deposit ratio/LDR) terjaga pada level 74,44% dari sebelumnya 82,29%. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) Bank Sulut berada pada level 1,32% hingga Juni 2014 atau naik dari 0,24% pada Juni 2013.
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tercatat meningkat menjadi 80,99% dari posisi sebelumnya 67,79%. Adapun net interest margin (NIM) perseroan juga turun dari 11,49% menjadi 10,11% (year on year).