Bisnis.com, JAKARTA— Investor asing cenderung melakukan aksi hit and run dalam melakukan transaksi saham di pasar modal Tanah Air, sebagaimana ditunjukkan dalam perdagangan satu minggu terakhir.
Analis MNC Securities Reza Nugraha mengatakan investor asing pada dua tahun terakhir lebih memilih berinvestasi dalam jangka pendek, berbeda dengan 4-5 tahun lalu.
“Kita bisa melihat investor asing kini banyak melakukan trading, baik itu membeli dan menjual dengan saham yang likuid,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (18/8/2014).
Menurut dia, pada empat tahun lalu investor asing sering pembelian enam bulan sekali atau investasi jangka menengah, sedangkan dalam dua-tiga tahun terakhir, lebih memilih hit and run.
“Mereka rata-rata sekarang mencari pergerakan yang bagus. Meski aksi perdagangan saham dari investor asing tidak sefrontal investor ritel, asing kini lebih dengan mudah jual,” sebutnya.
Dia menuturkan setidaknya ada dua pertimbangan dari investor asing dalam memilih saham yang diperjualbelikan. Pertama, saham berkapitalisasi market besar. Kedua, saham dari emiten berkinerja bagus atau prospektif.
“Mereka [investor asing] yang hampir tidak mungkin bertansaksi dalam jumlah kecil, memainkan saham berkapitalisasi besar dan prospektif alasannya agar jika tiba-tiba mereka melepas, bisa gampang,” tuturnya.
Dengan memilih saham yang likuid, lanjutnya, investor asing dapat dengan menjual sahamnya ataupun membeli kembali jika ada perubahan kebijakan atau jika terjadi perubahan situasi.
“Pertimbangan yang satunya lagi, mereka mencari saham-saham berkinerja bagus. Mereka mengharapkan pergerakan bagus dengan memilih emiten yang fundamentalnya baik,” ujarnya.
Adanya faktor teknis terkait sentimen dari regional ataupun nasional, menurutnya, hanya berpengaruh dalam rentang waktu yang singkat sebelum investor asing kembali masuk pada posisi yang dapat menguntungkan.
“Mereka base on fundamental. Mereka tidak berani masuk ke emiten gorengan. Sekarang investor semakin pintar dan memanfaatkan momenm,” ungkapnya.