Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Jatuh Ke Posisi Terendah

Harga minyak di New York jatuh ke posisi terendah enam bulan pada Selasa (5/8/2014) atau Rabu (6/8/2014) tertekan oleh kekhawatiran tentang melemahnya permintaan bensin di AS dan data ekonomi Tiongkok yang tak bergairah.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, NEW YORK -  Harga minyak di New York jatuh ke posisi terendah enam bulan pada Selasa (5/8/2014) atau Rabu (6/8/2014)  tertekan oleh kekhawatiran tentang melemahnya permintaan bensin di AS dan data ekonomi Tiongkok yang tak bergairah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 91 sen menjadi ditutup pada US$97,38  per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September, turun 80 sen menjadi menetap di US$104,61  per barel di perdagangan London.

WTI, yang telah jatuh lima dari enam hari terakhir, turun lagi karena para pedagang menunggu laporan mingguan persediaan energi AS pada Rabu.

Para analis memperkirakan penurunan persediaan minyak 1,7 juta barel, tetapi terjadi kenaikan pada stok bensin dan distilat, menurut survei para analis oleh Wall Street Journal.

Lemahnya permintaan untuk produk-produk minyak bumi telah "bertahan menggantung" selama puncak musim mengemudi musim panas, kata John Kilduff, mitra pendiri hedge fund Again Capital.

Analis juga menyebutkan data mengecewakan dari Tiongkok, konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, sebagai faktor dalam penurunan Selasa.

Indeks pembelian manajer sektor jasa Tiongkok yang dirilis HSBC merosot ke 50,0 pada Juli, garis pemisah antara ekspansi dan kontraksi, turun dari 53,1 pada Juni.

Kilduff juga mengutip laporan yang mengatakan pelabuhan Es Sider, Libya, segera bisa melanjutkan ekspor, meskipun kekerasan terus berlangsung di Tripoli dan di bagian lain negara tersebut.

Analis terus memantau pengekspor minyak utama Irak dan Rusia serta Libya, kata Tim Evans, analis di Citi Futures.

"Kami terus melihat risiko material untuk memasok dari Libya, Irak, dan Rusia, tetapi pasar selama enam minggu terakhir telah menjadi semakin puas terkait dengan pasokan," kata Evans dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/AFP/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper