Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menyerap Rp15 triliun dalam hasil lelang surat utang negara (SUN), lebih rendah dari total penawaran yang masuk sebesar Rp22,29 triliun.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan Loto Ginting menyebutkan pemerintah memang maksimal menyerap 150% dari target indikatif.
Target awal emisi SUN kali ini adalah Rp10 triliun. Jumlah Rp15 triliun tersebut masih jauh di bawah target pembiayaan APBN-P yang sebesar Rp96 triliun. "Kami cicil, di kuartal III/2014 kan ada tujuh kali pelelangan,” sebutnya kepada Bisnis, Selasa (8/7/2014).
Dari lima seri SUN yang dilelang pada Selasa, jumlah terbesar diperoleh dari penerbitan seri FR0071 yakni senilai Rp5,6 triliun. Obligasi ini bertenor 15 tahun dengan yield rata-rata tertimbang 8,55%.
Adapun seri SPN12141009 diserap Rp1 triliun, dan seri SPN12150710 Rp2 triliun. Untuk seri FR0069 dengan tenor 5 tahun danyield 7,8% serta FR0068 yang jatuh tempo dalam waktu 20 tahun dan imbal hasil 8,79%, masing-masing diserap Rp2,35 triliun dan Rp4,05 triliun.
Analis PT BNI Securities I Made Adi Saputra memandang investor tidak lagi wait and seesehingga jumlah penawaran yang masuk cukup besar. “Pemerintah juga kejar target di sisi jumlah, dibanding yield. Kalau kita lihat, imbal hasilnya cukup tinggi,” paparnya.
Dengan besarnya target pembiayaan APBN-P, pemerintah dipandang mesti menggenjot penyerapan di lelang-lelang berikutnya.
Made melanjutkan investor memanfaatkan momentum sebelum Pemilu dan pengumuman BI rate, oleh karena itu imbal hasil yang diminta pun cenderung tinggi. “Spekulasinya sekarang adalah untuk ambil keuntungan lebih besar,” terangnya.
Berdasarkan data DJPU, per 7 Juli 2014 kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp400,35 triliun atau 35,67% dari total Rp1.122,44 triliun.
Angka tersebut lebih besar dibandingkan posisi Desember 2013 yang sebanyak Rp323,83 triliun. Jumlah ini mencakup 32,54% dari total Rp995,25 triliun.