Bisnis.com, JAKARTA- AAA Securities memperkirakan indeks harga saham batu bara tetap akan menguat.
“Indeks coal dalam waktu dekat tetap akan menguat,” kata Equity Technical Analyst AAA Securities Wijen Pontus dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (27/6/2014).
Setelah itu, ujarnya, diperlukan konfirmasi tambahan secara teknikal untuk menentukan arah gerak indeks batu bara dalam waktu mid-term (timeframe monthly).
Wijen mengatakan dari skenario Elliott Wave berdasarkan data sejak tahun 2007, sejak titik terendahnya di akhir tahun 2008, indeks batu bara terus merangkak naik hingga titik tertinggi di 91.325 (awal tahun 2011).
Kenaikan tersebut dinilai telah sempurna membentuk 5 wave, yaitu wave (1) (2) (3) (4) dan (5), dengan pola kenaikan berupa extended fifth wave (karena wave (5) menjadi wave terpanjang dan panjang wave (3) hanya sedikit lebih panjang dari wave (1) ).
Wijen mengatakan setelah mencapai titik tertingginya, indeks batu bara perlahan terus turun hingga titik terendah pada tanggal 21 Maret 2014 (34.860).
“Terlihat jelas bahwa penurunan ini merupakan bagian dari corrective wave ABC, di mana asumsi akhir wave C tidak melebihi support channel wave A-B,” ujar Wijen.
Selain itu, tambahnya, terlihat bahwa terdapat pola leading diagonal pada wave A, dan adanya 5 gerakan (wave) pada wave C.
Adanya bullish divergence pada Elliott Wave Oscillator dan harga indeks batu bara, menunjukkan bahwa seharusnya wave C sudah selesai terbentuk. Tentu saja dengan asumsi bahwa indeks coal tidak membentuk new low kembali.
Sejak tanggal 21 Maret 2014, indeks batu bara perlahan mulai menguat kembali.
“Hingga titik ini, kami menyimpulkan ada dua skenario yang paling mungkin terjadi,” kata Wijen.
Skenario pertama, gerakan naik yang sudah terjadi itu, di label wave [i] [ii] dan [iii]. Berdasarkan skenario ini, posisi terakhir indeks batu bara sedang berada di wave (c) dari wave [iv]. Ini berarti bahwa indeks batu bara sudah hampir selesai terkoreksi, dengan downside terbatas. Harusnya indeks batu bara akan bergerak menguat lagi dan melewati puncak wave [iii].
Skenario ini akan gagal jika indeks batu bara turun di bawah 40.880 dan 40.290. Jika indeks batu bara menembus kedua support ini, skenario yang tersisa adalah skenario kedua.
Skenario kedua, adalah wave [a] [b] [c] dan bukan wave [i] [ii] [iii]. Labelling yang menggunakan huruf, menunjukkan kenaikan yang terjadi kemarin masih bagian dari wave korektif, yaitu bagian dari wave A yang lebih besar.
Penurunan yang terjadi sejak tanggal 23 Mei 2014 lalu, adalah label wave (i) (ii) (iii) (iv) (v), di mana indeks coal saat ini sedang membentuk wave (iv), artinya, indeks batu bara berpeluang naik terbatas, tetapi setelah itu indeks akan turun lagi di bawah 40.880. Jika ini yang terjadi, indeks batu bara terkonfirmasi sedang berada di wave (v) dari wave [a].
Setelah selesai terbentuk, indeks coal akan kembali naik agresif ke level 42.000-an untuk membentuk wave [b], dan setelah itu kembali turun ke level 38.500-an (plus minus).
Setelah itu, wave [c] dari wave B selesai terbentuk. Setelah wave B terbentuk, indeks batu bara akan kembali naik lama dan agresif menuju level 45.000-46.500 lagi.
“Indeks coal ini merupakan indeks yang disusun dari harga saham ADRO, PTBA, ITMG, dan HRUM, sehingga dapat diasumsikan bahwa indeks ini mewakili harga rata-rata emiten saham batubara di Bursa Efek Indonesia,” kata Wijen.