Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Perdagangan Asia Naik

Harga minyak naik di perdagangan Asia, Senin (9/6/2014), didorong oleh data ekspor Tiongkok yang kuat dan laporan pekerjaan AS ,sehingga menambah harapan akan adanya peningkatan dalam permintaan, kata analis.
Harga minyak di perdagangan Asia, Senin (9/6/2014) naik/JIBI
Harga minyak di perdagangan Asia, Senin (9/6/2014) naik/JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA - Harga minyak naik di perdagangan Asia Senin, didorong oleh data ekspor Tiongkok yang kuat dan laporan pekerjaan AS ,sehingga menambah harapan akan adanya peningkatan dalam permintaan, kata analis.

Patokan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 20 sen menjadi US$102,86 per barel pada perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli naik 8 sen menjadi US$108,69.

Surplus perdagangan Tiongkok melonjak padda Mei, data resmi menunjukkan hari Minggu (8/6/2014), karena ekspor mencatat pertumbuhan lebih tajam sementara impor mencatat penurunan.

Ekspor dari ekonomi terbesar ke dua di dunia itu meningkat 7% menjadi US$195,470 miliar pada Mei dibanding setahun sebelumnya, sementara impor turun 1,6% menjadi US$159,55 miliar. Hal ini mengakibatkan surplus perdagangan sebesar US$35,92 miliar naik 74,9% tahun ke tahun.

"Laporan akhir pekan muncul sebagai suatu kejuan yang tidak diperkirakan pdatang sebagai kejutan cukup tak terduga kebalikannya, mendasari permintaan untuk berbagai komoditas," Desmond Chua, seorang analis pada CMC Market di Singapura, kepada AFP.

Di Washington pada hari Jumat Departemen Tenaga Kerja mengatakan ekonomi AS menambah 217.000 pekerjaan pada Mei, sesuai dengan harapan dan menjadikan kenaikan ke empat bulan berturut-turut di atas 200.000. Angka-angka tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian data dari Amerika Serikat yang mengindikasikan suatu pemulihan sesuai jalur.

Tiongkok dan Amerika Serikat merupakan pengguna energi terbesar dan setiap anda perbaikan dalam ekonomi mereka telah mendorong ekspektasi naiknya permintaan minyak.

Investor terus mengamati Ukraina setelah Presiden Petro Poroshenko pro-Barat berjanji untuk mengakhiri pertempuran dengan separatis pro-Rusia di timur.

Investor khawatir konflik di negara bekas Soviet tersebut, di mana sebagai pemasok untuk seperempat impor gas Eropa dari Rusia, akan mengganggu pasokan dan mengirim harga energi melonjak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper