Bisnis.com, JAKARTA- Trust Securities mengemukakan laju bursa saham Asia, kecuali bursa saham China, kompak menghijau sepanjang pekan ini.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan laju bursa saham Asia cenderung bergerak positif, seiring pelemahan yen setelah pelaku pasar merespons rilis peningkatan markit manufacturing PMI Jepang.
Peningkatan data ekonomi juga terjadi di Korsel dan China, saat dua negara itu merilis data tersebut pada akhir pekan ini.
Neraca perdagangan Korsel tercatat meningkat di atas estimasi. Begitu juga NBS manufacturing PMI China yang naik tipis dari estimasi.
Meski laju bursa saham China libur, ujarnya, namun laju bursa saham Asia lainnya kecuali Vietnam dan Malaysia bergerak positif.
“Laju bursa saham Asia variatif cenderung bergerak positif, meski sejumlah laju bursa saham China melemah namun, tidak diikuti dengan HIS,” kata Reza dalam risetnya yang diterima hari ini, Sabtu (7/6/2014).
Dia mengemukakan masih melemahnya yen memberikan sentimen positif, sehingga indeks bursa Jepang Nikkei bisa melanjutkan kenaikan.
Selain itu, tambahnya, pelaku pasar juga merespons positif rilis kenaikan nonmanufacturing PMI China, dan current account Australia yang dibarengi dengan peningkatan tipis retail sales-nya.
Sementara itu ada sentimen negatif dari penurunan tipis HSBC manufacturing PMI China. Tidak berubahnya suku bunga Australia dan India ditanggapi berbeda, di India pasar sahamnya merespons positif. Tidak bagi Australia yang merespons negatif.
Meski Nikkei masih menunjukkan kenaikan seiring dengan pelemahan yen. Berbeda dengan HSI dan sejumlah bursa saham China yang kembali melemah, karena masih berlanjutnya aksi jual pada saham pengembang dan operator kasino.
Meski indeks manufaktur China dalam rilis sebelumnya terlihat mengalami kenaikan namun, tertutupi oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap upaya pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan di tengah masih melambatnya serapan properti di China.
Meningkatnya AIG services index Australia yang diikuti naiknya GDP growth rate, belum mampu mengimbangi aksi jual yang terjadi sehingga turut memberikan imbas negatif kepada laju bursa saham Asia lainnya.
Laju bursa saham Asia mayoritas bergerak di zona merah seiring respons negatif terhadap turunnya nilai investasi saham dan obligasi di Jepang, sehingga membuat nilai tukar yen nya kembali melonjak.
Di sisi lain, turunnya neraca perdagangan Australia dan HSBC China services PMI China turut menambah sentimen negatif. Aksi tunggu terhadap hasil pertemuan ECB, turut dirasakan bursa saham Asia dimana pelaku pasar lebih memilih untuk menahan diri.
“Meski di akhir pekan, laju bursa saham Asia cenderung variatif, namun secara sepekan tetap mampu berakhir positif,” kata Reza.