Bisnis.com, SINGAPURA - Bijih besi berjangka diperdagangkan di bawah harga US$100 per metrik ton untuk pertama kalinya sejak kontrak dimulai pada akhir tahun lalu, di tengah spekulasi perlambatan permintaan dari China.
Harga penutupan kontrak untuk Juli di Singapore Exchange melemah 1,1% menjadi US$97,90 per ton pada Senin (19/5/2014), yang merupakan level terendah sejak April 2013.
Berjangka untuk pengiriman Agustus turun 1% menjadi US$97,85, sementara itu harga untuk Juni turun 2,6% menjadi US$99.58.
Bijih besi merosot sejak produsen terbesar di dunia meningkatkan outpunya, serta melambatnya ekspansi ekonomi di China sejak 1990.
Berdasarkan laporan Goldman Sachs Group Inc. surplus pengapalan bijih besi global diprediksi akan melompat dari 14 juta ton di tahun lalu menjadi 77 juta ton di 2014 dan 145 juta ton di 2015 karena ekspor dari Australia dan Brasil meningkat.