Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas dunia diperkirakan turun hingga pertengahan tahun seiring dengan membaiknya perekonomian AS, terlihat dari menguatnya indeks manufaktur dan menurunnya angka pengangguran di negara adidaya tersebut.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/04), indeks kepercayaan konsumen AS menguat dari 9 pekan yang lalu. Indeks tersebut menunjukkan warga AS mulai optimis terhadap perekonomian pada masa mendatang, apalagi angka pengangguran mencapai level terendah sejak 7 tahun yang lalu.
The Federal Reserve Bank of Philadelphia menyebutkan indeks manufaktur regional, naik menjadi 16,6 poin pada April, atau melampaui perkiraan dari para analis sebelumnya. Pada saat yang sama, harga emas turun 1,9% pada pekan ini.
“Laporan ekonomi yang positif ini mendorong harga emas lebih rendah. Saya kira belum ada isu apapun yang meyakinkan untuk membeli emas saat ini, kecuali situasi di Crimea,” ujar Fain Shaffer , presiden Infinity Trading Corp di Indianapolis.
Sekadar informasi, Gold Future untuk pengiriman Juni turun 0,7% atau ditutup pada $1,293.90 per ounce di Comex di New York. Perdagangan terakhir diketahui hanya 28% atau di bawah rata-rata dalam 100 hari terakhir.
Tahun ini, emas telah naik 7,6% seiring meningkatnya permintaan akibat adanya kerusuhan di Ukraina. Para diplomat dari negara Eropa Timur, Rusia, Amerika Serikat dan Uni Eropa bertemu untuk membicarakan krisis di Jenewa tersebut.