Bisnis.com, JAKARTA— Ada kekhawatiran di kalangan analis terkait rencana akuisisi BTN (BBTN) oleh Bank Mandiri akan sama nasibnya seperti rencana PT Pertamina mencaplok PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
“Apalagi belum ada kepastian akusisi,” kata Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya saat dihubungi hari ini, Kamis (17/4/2014).
Jika terhenti di tahapan rencana dan akhirnya tidak terealisasi, ujarnya, maka akan bisa merugikan investor yang meyakini prospek emiten pasacaakusisi.
“Untuk itu patut dicermati, karena bisa rugikan investor yang meyakininya,” kata William.
Seperti diketahui selama 4 hari berturut-turut sebelumnya, harga saham BTN telah naik 14,67%. Adapun sejak awal tahun ini (year to date), harga saham melonjak 61,49%.
Saham BTN menguat tajam setelah adanya berita kepemilikan saham pemerintah di BTN akan dijual. Dan dikabarkan saham BTN itu akan diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Berdasarkan catatan Bisnis, ada informasi bahwa rencana pelepasan saham itu tertuang dalam surat Kementerian BUMN tanggal 11 April 2014 nomor SR-161/MBU/04/2014 yang ditujukan kepada Direktur Utama BTN Maryono.
Pergerakan Harga Saham BBTN
Tanggal | Harga Saham (Rp) | % |
16 April | 1.405 | +10,63 |
15 April | 1.270 | +1,60 |
14 April | 1.250 | +1,21 |
11 April | 1.235 | +1,23 |