Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bisa menembus angka 6.000 tahun ini seiring dengan sejumlah kondisi yang cukup mendukung.
Presiden Direktur PT Syailendra Capital Jos Parengkuan mengatakan secara statistik, valuasi pasar saat ini masih pada level yang cukup beralasan.
“Kalau kita lihat sejarahnya bursa efek, saat pasar lagi confident, saat pasar emosi dan semua bagus, mendukung, bukan tidak mungkin indeks mencapai 6.000,” ujarnya dalam diskusi panel yang diselenggarakan bareksa.com, Rabu (19/3/2014).
Menurut Jos, jika dilihat dari rasio harga saham terhadap laba per lembar saham (Price to Earning Ratio/PER), IHSG masih cukup murah karena PER-nya masih 13,87 kali.
“IHSG diperkirakan dapat menyentuh PE 17,5 kali atau level 6.000, sehingga masih memiliki potensi upside sekitar 25%,” ujarnya.
Jos menambahkan kondisi yang cukup mendukung indeks bisa mencapai 6.000 itu mencakup tingkat ketidakpastian politik yang kini sudah menurun jauh meski tidak hilang sama sekali, pasca pencalonan Jokowi sebagai presiden.
Selain itu, penguatan kurs Rupiah serta peningkatan kepercayaan pebisnis dan konsumen serta potensi penurunan suku bunga di semester II/2014 akan menjadi katalis untuk earnings upgrade.
“Meski demikian, risiko ke depan [terhadap indeks] masih banyak. Risiko politik tetap belum selesai. Belum lagi kondisi eksternal seperti pelemahan ekonomi di China, faktor geopolitik di Ukraina, dan Fed tapering,” ujarnya.
Adapun, pada perdagangan Rabu (19/3/2014), IHSG ditutup menguat 15,85 poin atau 0,33% di level 4.821,46.