Bisnis.com, DENPASAR--Pusat Informasi Pasar Modal Bali mengklaim kebijakan perubahan jumlah lot saham mendapat tanggapan positif dari investor Bali, kendati likuiditas di pasar modal belum meningkat signifikan.
Pusat Informasi Pasar Modal (PIMP) Bali I Gusti Agung Alit Nityaryana menyampaikan awalnya banyak pertanyaan yang datang dari investor terkait perubahan jumlah lembar saham dan fraksi saham pada perdagangan di pasar modal. Beberapa cemas karena khawatir perubahan akan berdampak negatif terhadap investasinya.
Namun setelah itu, sebagian besar investor memberi tanggapan positif, terutama atas penurunan lot saham. Pasalnya, mereka bisa lebih leluasa mendagangkan saham-saham berkapitalisasi besar dan memiliki harga tinggi.
"Mereka mengaku lebih bisa masuk ke saham-saham besar seperti Indofood atau HM Sampoerna, padahal sebelumnya susah dicapai karena hanya beli banyak,"ungkapnya kepada Bisnis, Senin(10/2/2014).
Dengan begitu, investor kecil bisa berpeluang mendapatkan dividen dan keuntungan modal (capital gain) lebih besar.
Namun demikian, pihaknya belum dapat memastikan ada peningkatan aktivitas transaksi saham pasca-perubahan kebijakan. Lagipula, banyak faktor eksternal lain yang mempengaruhi transaksi di pasar modal, seperti masa pemilihan umum yang membuat banyak pihak terkait menarik dananya dari pasar modal. Bisa pula karena perlambatan ekonomi global yang masih terua berlangsung, atau force majeure bencana banjir yang melanda ibukota Jakarta.
"Perubahan masih baru, paling tidak 6 bulan setelahnya baru bisa dievaluasi,"katanya.
Berdasarkan data PIPM Bali yang dirangkum dari empat sekuritas lokal, jumlah traksaksi saham sepanjang Januari 2014 tercatat Rp212 miliar.