Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Australia Menguat Untuk Hari ke-3

Dolar Australia naik untuk hari ketiga setelah bank sentral Turki menaikkan suku bunga guna menahan keluarnya jumlah lira akibat risiko gejolak terjadi. Sementara dolar Selandia baru naik sebelum bank sentral mengadakan pertemuan esok hari.
Dolar Australia naik 0,3% menjadi 88 sen AS pada Rabu (29/1/2014) waktu Sydney. /bisnis.com
Dolar Australia naik 0,3% menjadi 88 sen AS pada Rabu (29/1/2014) waktu Sydney. /bisnis.com

Bisnis.com, SYDNEY - Dolar Australia naik untuk hari ketiga setelah bank sentral Turki menaikkan suku bunga guna menahan keluarnya jumlah lira akibat risiko gejolak terjadi. Sementara dolar Selandia baru naik sebelum bank sentral mengadakan pertemuan esok hari.

Dolar Australia memperpanjang rebound dari penurunan yang menyentuh level terendah selama 3,5 tahun pada 24 Januari, sementara obligasi melonjak akibat laporan selama seminggu terakhir menunjukkan percepatan inflasi dan membaiknya kondisi bisnis, sebelum pembuat kebijakan Australia mengadakan pertemuan pekan depan.

Mata uang Selandia Baru mendapatkan kenaikan terkuat tahun ini setelah mata uang Jepang, di antara mata uang utama lainnya sebelum gubernur bank sentral Graeme Wheeler menetapkan kebijakan. Sebelumnya gubernur bank sentral mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga acuan pada semerter pertama tahun ini.

“Ada keyakinan yang kuat bahwa pasar negara berkembang lebih rentang, dan otoritas yang berwenang di negar itu sedang bertindak untuk mengatasi volatilitas pasar,” ujar Robert Rennie, Kepala Strategi Mata Uang dan Komoditas Global Westpac banking Corp. di Sydney, Rabu (29/1/2014).

Menurutnya, jika dilihat dari sudut pandang Aussie, dolar Australia menurut data sudah lebih kuat, sehingga terdapat keyakinan bahwa terdapat beberapa perbaikan ekonomi di kemudian hari.

Dolar Australia naik 0,3% menjadi 88 sen AS pada Rabu (29/1/2014) waktu Sydney, setelah naik 11% selama 2 hari sebelumnya. Sebelumnya pada 24 Januari sempat menyentuh 86,60, angka terlemah sejak Juli 2010.

Imbal hasil obligasi pemerintah jatuh tempo 10-tahun naik sembilan basis poin atau 0,09% menjadi 4,12%, setelah sebelumnya menyentuh level terendah 4,01% sejak 31 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper