Bisnis.com, JAKARTA—Kontrak kakao melejit ke level tertinggi sejak lebih dari 16 bulan akibat merosotnya cadangan komoditas itu di pasar global menyusul tingginya permintaan.
Stok kakao global turun 17% dalam 12 bulan yang berakhir pada 30 September tahun lalu, menurut dokumen yang dikeluarkan Organisasi Kakao Internasional di London.
Selama musim yang dimulai 1 Oktober, produksi global tidak mampu memenuhi permintaan sebanyak 105.000 metrik ton, menurut Kona Haque, analis komoditas pada Macquarie Group Ltd. di London. Dia memperkirakan defisit pada musim mendatang akan mencapai 74.000 ton.
Harga kakao naik 26% dalam 12 bulan terakhir dan stok yang terbatas membuat biaya produksi produk makanan yang berasal dari bahan dasar produk cokelat naik.
“Pasar beraksi terhadap stok kakao karena komoditas itu mengalami penurunan kuantitas dalam jumlah besar,” ujar Judy Ganes Chase, presiden J. Ganes Consulting di Panama City sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (24/1/2014).
Kontrak kakao untuk pengiriman Maret naik 3,5% dan ditutup pada posisi US$2.791 per ton di bursa ICE Futures New York. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi sejak September 2012.