Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 109 perusahaan mengantongi dana senilai Rp115,16 triliun dari aksi korporasi melalui Bursa Efek Indonesia sepanjang 2013.
Nilai itu lebih rendah dari raihan dana tahun sebelumnya yakni sebesar Rp117,25 triliun oleh 108 emiten. Biang keladinya ialah penyusutan jumlah penawaran obligasi korporasi yang minim dibanding 2012.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebanyak 28 perusahaan melakukan penawaran perdana saham (IPO) dengan total nilai Rp16,58 triliun pada tahun ini. Secara jumlah dan nilai, tercatat lebih tinggi dari aksi IPO 2012 yang hanya 24 perusahaan senilai total Rp10,35 triliun.
Penawaran terbatas dilakukan oleh 31 emiten dengan perolehan dana mencapai Rp40,81 triliun, atau melesat dua kali lipat dari aksi right issue tahun lalu yang hanya Rp19,75 triliun oleh 22 emiten.
Di sisi lain, penawaran obligasi dan sukuk korporasi menyusut signifikan yakni hanya Rp57,77 triliun oleh 50 perusahaan, dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp87,15 triliun oleh 62 perusahaan.
"Penerbitan obligasi mengalami penurunan signifikan. Banyak terjadi switching dari obligasi ke right issue," ujar Nurhaida, Anggota Dewan Komisioner, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK.
Dia menyampaikan tekanan dan sentimen negatif cukup tajam terjadi pada 2013, baik dari kondisi ekonomi global, maupun makro domestik. Hal itu berpengaruh besar terhadap fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG). Pihaknya berharap tahun depan tak terjadi guncangan di pasar modal Indonesia.
Kendati demikian, OJK selaku regulator hanya memiliki otoritas untuk mengawasi pasar modal agar kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehinga tak berwenang melakukan penyelamatan dan mencampuri perdagangan saham.
"Kami tidak seharusnya melakukan penyelamatan apa-apa di pasar modal, tetapi melakukan pengawasan agar tidak ada yang mengambil kesempatan ketika pasar sedang bergejolak," ungkapnya.(lvi)