Bisnis.com, NEW YORK - Harga kakao naik sepanjang 5 bulan berturut-turut dan mencetak reli harga terpanjang dalam 11 tahun terakhir.
Kenaikan harga ini dipicu penurunan pasokan kakao, berdasarkan pantauan ICE Futures AS, yang menunjukkan penurunan hingga ke titik terendah sejak Juni 2011.
Pasokan kakao pada 27 November tercatat turun 3,44 juta bags dan membukukan penurunan sebesar 8,7% tahun ini. Sementara itu, harga spot cocoa butter melonjak 79% sepanjang 2013 menjadi US$8.005 per ton pada 2 pekan lalu.
Adapun Organisasi Kakao Internasional menyatakan panen kakao global sebesar 70.000 ton untuk tahun panen kali ini yang dimulai per 1 Oktober, diperkirakan sulit memenuhi permintaan. Hal ini menjadi sinyal harga produksi cokelat yang bakal melambung.
Data dari Macquarie Group Ltd., yang dikutip dari Bloomberg, menunjukkan defisit produksi akan bertahan hingga 4 tahun ke depan seiring dengan akselerasi pertumbuhan konsumsi di tengah kendala pasokan dari Afrika dan Asia.
Pada penutupan bursa pekan lalu, harga kakao untuk pengiriman Maret tercatat naik 0,8% menjasi US$2.788 per ton di ICE New York.
Selama November, harga kakao naik 4,1% dan sepanjang tahun ini kakao mencetak kenaikan harga sebesar 25%, tertinggi di antara 24 bahan mentah di S&P GSCI Commodity Spot Index.