Bisnis.com, JAKARTA—Adanya ekspektasi kinerja emiten perbankan yang membaik membuat investor asing melakukan aksi jual bersih (nett buy) di pasar reguler hingga Rp172 miliar sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) terpacu menguat.
“Setelah rilis laporan keuangan Bank BNI yang dinilai tumbuh di atas ekspektasi, pasar mulai memperkirakan emiten perbankan lain juga bakal mencatatkan kinerja yang baik,” ujar Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo kepada Bisnis, Senin (21/10).
Menurut Satrio, ekspektasi akan pertumbuhan emiten perbankan yang di atas ekspektasi memang serta merta menguatkan indeks. Hal itu karena sebagian besar emiten berkapitalisasi pasar yang besar berasal dari sektor perbankan.
Hingga kuartal III 2013, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) berhasil mencetak laba bersih senilai Rp6,53 triliun. Jumlah ini melonjak sebesar 29,8% dibandingkan dengan periode yang sama 2012 yang berjumlah Rp5,03 triliun.
Di sisi lain Satrio menilai sentimen global terkait penghentian shutdown AS tidak berkontribusi besar pada penaikan IHSG saat ini. Sementara terkait pertumbuhan ekonomi China dianggap in-line atau sejalan proyeksi.
“Berhentinya shutdown AS hanya berkontribusi sedikit kali ini. Sementara terkait ekonomi China yang tumbuh 7,8%, atau di atas konsensus sebesar 7,5%, hal itu juga nyatanya tidak berdampak pada saham komoditas,” jelasnya.
Dia memperkirakan indeks masih akan melanjutkan penguatan jangka pendeknya. Sementara perdagangan pada Senin lalu dipimpin sektor consumer goods yang menurutnya terjadi karena ekspektasi pasar.
Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan meski sentimen global hanya berkontribusi sedikit, tetapi membuat investor asing berani melakukan aksi beli di pasar reguler.
“Penghentian shutdown AS membuat pasar memprediksi pengurangan stimulus bakal mundur, setidaknya hingga tahun depan. Hal itu membuat investor percaya diri dalam berinvestasi di emerging markets,” ucapnya.
Sementara terkait penaikan IHSG yang dipimpin menguatnya saham consumer goods kali ini, Kiswoyo mengatakan memang terdapat ekspektasi atas kinerja saham sektor tersebut. Namun hal itu biasanya karena ada pemicunya.
“Biasanya ada bocoran mengenai laporan keuangan kuartal III. Hal itu sebenarnya sudah biasa terjadi, dan jadi bahan spekulasi di pasar,” jelas Kiswoyo.
Pada perdagangan Senin lalu indeks menguat 0,70% ke 4.578,18 dan tercatat dengan frekuensi dagang 148.396 kali. Perdagangan mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 7,07 miliar saham.
Selain itu tercatat sebanyak 151 saham naik, 102 saham turun, 109 tak bergerak, dan 122 tak ditransaksikan. Transaksi yang dibukukan senilai Rp6,43 triliun, terdiri dari transaksi di pasar reguler Rp5,10 triliun dan pasar negosiasi Rp1,33 triliun.
Lebih lanjut, pergerakan bursa saham regional Asia tercatat menghijau, indeks Hang Seng Hongkong naik 0,42%, indeks Nikkei Jepang menanjak 0,91%, dan indeks Straits Times Singapura menguat 0,09%. (ra)