Bisnis.com, MELBOURNE - Harga gandum menyentuh titik tertinggi dalam sebulan dipicu oleh spekulasi ekspor AS yang melonjak dan kenaikan harga gandum di China yang diharapkan mengerek importasi China.
Kontrak gandum untuk pengiriman Desember naik 0,34% menjadi US$6,72 per bushel di Chicago Board of Trade pada 12:56 WIB. Pada transaksi bursa kemarin, harga gandum mencapai US$6,75, tertinggi sejak 26 Agustus. Sepanjang minggu ini, gandum diperkirakan naik 4%. Angka itu adalah yang terbesar sejak Mei.
Harga gandum diprediksi bakal tetap melonjak 2% meskipun Departemen Pertanias AS telah meramalkan panen gandum global pada musim 2013-2014 ini akan naik hingga 450.000 ton-850.000 ton pada tengah September ini. Jumlah itu naik dari volume panen tahun sebelumnya sebesar 425.993 ton. Adapun pembelian gandum oleh China kemungkinan besar akan bertambah 3 kali lipat.
Menurut Direktur Penjualan Komoditas dari National Australia Bank Ltd. di Sidney, Michael Pitts, para investor mulai fokus terhadap sisi permintaan. “Pengiriman dan penjualan tercatat sangat baik sejak bulan lalu,” kata Pitts.
Sementara itu, menurut Shanghai JC Intelligence Co., China diprediksi akan meningkatkan importasinya untuk menambah pasokan dan mengatasi kenaikan harga gandum dalam negeri. Harga gandum di Provinsi Henan, pusat produsen gandum di China, naik 3,4% bulan ini ke posisi 2.760 yuan (US$451) per ton.