Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan konstruksi dan pengembang properti pelat merah PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) menargetkan pemisahan lini bisnis properti menjadi anak usaha (spin off) akan direalisasikan Oktober 2013.
Dengan demikian, rencana tersebut dipercepat dari rencana sebelumnya yang ditargetkan perseroan bisa terealisasi akhir tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Pembangunan Perumahan (PP) Betty Ariana mengatakan pihaknya telah menyiapkan nama calon anak usaha itu, yakni PT PP Properti.
“Nantinya, PP Properti bergerak dalam lini usaha pembangunan dan pengelolaan hotel. Rencananya, perseroan akan membangun hotel di wilayah Bali dan Lombok,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (1/9/2013).
Dalam rangka meningkatkan pendapatan, kontribusi anak usaha, serta pengembangan bisnis yang terukur dan terencana,PP telah merencanakan program kerja untuk sejumlah anak usahanya hingga 5 tahun ke depan.
Dengan program itu, perseroan mengharapkan anak usaha dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi induk usaha.
Menurutnya, pangsa pasar konstruksi di Indonesia cukup menjanjikan seiring dengan meningkatnya perekonomian nasional. Untuk itu, perseroan akan fokus untuk mengembangkan unit bisnis sejumlah anak usahanya.
“Pangsa pasar konstruksi saat ini sangat potensial, sebagai perusahaan konstruksi dan investasi kami mempunyai target dalam 5 tahun ke depan. Masing-masing unit bisnis bisa memberikan hasil yang signifikan bagi induk usaha,” tandasnya.
Dia menambahkan perseroan juga memiliki land bank pada beberapa kantor di sejumlah daerah. PP optimistis bisa meningkatkan keuntungan dari pemanfaatkan program pemerintah terkait dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui anak usaha di bidang rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procuretment, and construction/EPC).
Sepanjang paruh pertama tahun ini, PP mencatatkan laba bersih sebesar Rp143,4 miliar atau tumbuh 121,2% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp64,8 miliar. Penaikan laba bersih ini ditopang kenaikan pendapatan sebesar Rp4,17 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp2,02 triliun.
Pendapatan tersebut disumbang dari beberapa proyek, seperti proyek EPC PLTGU Tanjung Uncang dan PLTU Duri Riau, Pelabuhan Kalibaru, Bandara Kuala Namu, Tol Semarang Bawen, Jalan Donggi Senoro, dan proyek milik swasta.
Selain itu, penopang lainnya adalah kontribusi dari anak perusahaan bidang industri pabrik precast concrete yang juga telah menyumbang terhadap kinerja perseroan.