Bisnis.com, JAKARTA--Harga yang sudah cukup murah dan pengumuman inflasi Agustus pada pekan depan menjadi sentimen positif yang akan mendorong aliran dana asing masuk ke pasar obligasi nasional.
Analis PT Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga menilai tekanan di pasar surat utang negara (SUN) telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Jika dilihat hampir seluruh harga obligasi pemerintah merosot cukup dalam dan sudah terbilang murah.
“Kalau dilihat untuk SUN tenor 15 tahun ke atas memang sudah cukup murah harganya, bahkan sudah mencapai level sekitar 70-an,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu(25/8/2013).
Berdasarkan data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) 23 Agustus 2013, SUN seri FR0064 bertenor 15 tahun memang telah berada pada level harga 78,54% atau merosot tajam dari level pekan sebelumnya yang sebesar 82%, bahkan terperosok dibanding level harga bulan lalu 85,28%.
Dia mengatakan penurunan level harga cukup dalam itu yang akan mendorong investor asing kembali masuk ke pasar obligasi nasional.
Menurut dia, tenor menengah saat ini menjadi incaran, meskipun pemilik modal asing akan cukup selektif mengingat kurs rupiah masih cenderung melemah.
Pada pekan ini, dia memperkirakan imbal hasil (yield) SUN khususnya bertenor menengah panjang masih akan bergerak datar.
Selain harga yang sudah berada di level bawah, lanjutnya, sentimen positif juga akan datang dari rilis inflasi Agustus pada pekan depan.
Dia memproyeksikan laju inflasi Agustus akan sedikit lebih baik dari Juli lalu atau berada di bawah 3,29%.
Inflasi yang membaik akan menunjang potensi penurunan yield. Setidaknya yield tenor 10 tahun bisa kembali turun di bawah 8% dari level saat ini 8,3%.
“Artinya pekan ini adalah kesempatan bagi investor untuk masuk di harga yang sudah cukup murah, sebelum pekan depan harga naik karena sentimen positif,” tuturnya.
Di samping itu, pemerintah dan Bank Indonesia juga cukup aktif melakukan intervensi langsung ke pasar sekunder, sehingga ini diharapkan dapat mengelola volatilitas yield obligasi pemerintah.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) per 20 Agustus 2013 tercatat Rp286,92 triliun, atau 31,4% dari total dana yang ada Rp913,53 triliun.
Jumlah itu naik dari posisi akhir Juli yang hanya Rp285,77 triliun dari total kepemilikan sebesar Rp912,03 triliun.
Lembaga perbankan swasta terus meningkatkan porsi kepemilikan SBN bahkan mencapai Rp12,82 triliun dari Rp291,93 triliun pada Juli, menjadi Rp304,75 triliun 20 Agustus lalu.
Sementara itu Bank Indonesia perlahan melepas kepemilikan SBN sebesar Rp12,52 triliun dari 66,95 triliun menjadi Rp54,82 triliun. (ra)