Bisnis.com, JAKARTA—Harga karet bergerak naik setelah data perekonomian menunjukkan kinerja sektor manufaktur China meningkat, sehingga memicu lonjakan permintaan dari negara konsumen karet terbesar dunia tersebut.
Sementara itu, pelemahan nilai tukar yen membuat daya tarik terhadap kontrak perdagangan berjangka yang menggunakan mata uang tersebut meningkat.
Harga karet untuk pengiriman Januari di bursa Tokyo Commodity Exchange menguat hingga 2,8% menjadi 267,8 yen per kilogram (US$2.724 per metrik ton) dan diperdagangkan pada posisi 266,2 yen pukul 11.18 atau pukul 09.18 WIB. Kenaikan harga karet tersebut mampu menutup penurunan atas kontrak tahun ini hingga 12%.
Sebuah indikator yang mengukur produk keluaran pabrik China naik jadi 50,1 selama Agustus dari posisi terendah selama 11 bulan. Indikasi itu memperkuat isyarat bahwa ekonomi terkuat kedua dunia itu mulai stabil.
Yen tergelincir ke posisi 98,34 per dolar atau level terendah sejak 15 Agustus setelah catatan rapat bank sentral AS memicu spekulasi stimulus akan dipangkas bulan depan.
“Data ekonomi China meredakan kekhawatiran bahwa permintaan terhadap kareat akan melemah,” ujar Kazuhiko Saito, analis dari Fujitomi Co. dn Tokyo sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (22/8/2013). Dia menambahkan bahwa kontrak juga terdongkrak oleh pasar mata uang.