Bisnis.com, JAKARTA— Keputusan DBS Group Holding asal Singapura untuk mengakhiri perjanjian jual beli bersyarat 67,37% saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk dapat membuat persepsi negatif terhadap investor.
Analis PT BNI Securities Thendra Crisnanda menilai pembatalan akuisisi tersebut lebih memberi dampak psikologis terhadap Bank Danamon, terutama pergerakan harga sahamnya. Hal tersebut juga terlihat dari harga saham emiten berkode BDMN tertekan pada hari ini.
“Investor akan bertanya-tanya, kenapa tidak jadi? Ada alasan apa di belakang keputusan itu? Ini akan menjadi sentimen negatif untuk Danamon,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (1/8/2013).
Dia menilai keputusan tersebut terjadi lebih disebabkan oleh alasan politis atau dari aspek regulasi.
Seperti diketahui Bank Indonesia menegaskan proses akuisisi 67% saham Danamon oleh DBS dapat disetujui apabila otoritas bank sentral Singapura (MAS) memberi kelonggaran terhadap bank di Indonesia beroperasi di negara itu.
Berdasarkan regulasi BI, lembaga keuangan hanya diperkenankan memiliki saham di bank dengan batas maksimum 40%.
Sementara itu, Thendra tidak melihat ada dampak besar terhadap kinerja perseroan dari batalnya akuisisi oleh DBS.