TOKYO - Karet merangkak naik ke titik tertinggi selama sepekan setelah nilai yen turun terhadap dolar Amerika, memacu ketertarikan investor pada kontrak dengan mata uang tersebut.
Harga karet untuk pengiriman bulan Desember di Tokyo Commodity Exchange meningkat 1,2% menjadi 247,6 yen per kilogram (US$2.474 per ton), level tertinggi sejak 11 Juni. Hingga kini, kerugian pasar komoditas karet mencapai 18%.
Yen turun menjadi 99,87 per US$ di tengah spekulasi pertemuan para menteri keuangan dan para bankir bank sentral dari negara-negara anggota Group of 20 (G-20). Pertemuan tersebut diprediksi cukup berpengaruh terhadap kondisi moneter yang kini tengah dialami Jepang.
Wakil Menteri Keuangan Rusia Sergei Storchak mengatakan, G-20 kemungkinan tak akan sampai membahas secara detail perihal stimulus pada sejumlah negara termasuk Jepang.
“Bursa berjangka mengunduh keuntungan dari pasar mata uang,” kata Takaki Shigemoto, analis perusahaan riset JSC Corp di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg.
Shigemoto menambahkan, nilai yen bisa saja merosot lebih jauh tergantung pada hasil pertemuan G-20.
Sementara itu, Bank of Japan melipatgandakan pembelian obligasi bulanan lebih dari 7 triliun yen pada bulanApril. Tindakan tersebut dilakukan setelah Perdana Menteri Shinzo Abe memerintahkan bank sentral itu mengatasi deflasi.
Pada pengiriman bulan Januari, karet di Shanghai Futures Exchange turun 0,1% menjadi 18.235 yuan (U$2.970) per ton. Adapun menurut Institut Penelitian Karet Thailand, karet asal negara tersebut tetap stabil pada kisaran 78,85 baht ($2,54) per kilogram kemarin.