Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EMITEN: Alat Berat Masih Berprospek Positif

JAKARTA -- Emiten alat berat masih mencetak laba bersih di tengah kondisi pasar tambang batu bara yang melemah sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.

JAKARTA -- Emiten alat berat masih mencetak laba bersih di tengah kondisi pasar tambang batu bara yang melemah sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.

Dari 3 emiten alat berat yang telah mempublikasi laporan keuangan Januari-September, PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) melaporkan pertumbuhan laba, sedangkan PT Intraco Penta Tbk (INTA) mencatat penyusutan laba bersih.

United Tractors membukukan laba bersih Rp4,47 triliun sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, naik 2,7% dibandingkan Rp4,35 triliun pada periode sama tahun lalu. Distributor produk alat berat bermerek Komatsu ini mencatatkan laba per saham (EPS) Rp20, turun dari Rp30.

Di saat yang sama Hexindo melaporkan kenaikan laba bersih 25,25% menjadi US$38,52 juta, dibandingkan US$30,75 pada periode sama 2011. Laba per saham yang dicatatkan naik menjadi US$0,046 dibandingkan US$0,037.

Sementara itu, laba bersih Intraco Penta tercatat turun 53,4% menjadi Rp31,74 miliar, dibandingkan Rp68,13 miliar. Laba per saham juga turun menjadi Rp20, dibandingkan Rp36.

David N. Sutyanto, analis First Asia Capital, mengatakan ketiga emiten tersebut memiliki spesifikasi berbeda meskipun sama-sama menjual alat berat.

Intraco mengandalkan merek Volvo dengan produk articulated dump truck, yang biasa digunakan untuk membuka tambang.

"Sekarang bukan saatnya membuka tambang karena harga batu bara yang kurang baik. Perusahaan tambang berfokus untuk memproduksi yang sudah ada dan menunda buka tambang," ujarnya.

Di sisi lain, Hexindo yang menyalurkan produk Hitachi lebih diuntungkan karena sebagian besar produk excavator dapat digunakan lebih umum seperti di perkebunan dan konstruktsi, tidak terbatas hanya di tambang.

Sementara itu, United Tractors yang tergabung dalam Grup Astra tidak hanya menggantungkan pendapatan dari penjualan alat berat saja. Hal itu terlihat dari pendapatan segmen kontraktor yang naik 26% selama 9 bulan pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu sementara penjualan mesin turun 4,6%.

Menanggapi kinerja sektor alat berat, David menilai sektor ini masih memiliki prospek baik.

"Ini hanya masalah siklus saja, nanti bila harga batu bara kembali naik maka sektor alat berat akan ikut naik," tuturnya.(Foto:Bisnis Indonesia) (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat
Sumber : Hanum Kusuma Dewi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper