Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA USAHA: Pendapatan Bukit Asam Naik 12%

JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk mencatat kenaikan pendapatan 12% sepanjang 9 bulan pertama tahun ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara.Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono mengatakan perolehan selama Januari-September 2012 mencapai

JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk mencatat kenaikan pendapatan 12% sepanjang 9 bulan pertama tahun ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara.Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono mengatakan perolehan selama Januari-September 2012 mencapai Rp8,2 triliun, naik dari Rp7,75 triliun pada periode sama tahun lalu."Kenaikan pendapatan ini merupakan kontribusi dari volume penjualan sebanyak 11,36 juta ton, meningkat 15% dari 9,86 juta ton pada periode sama 2011," ujarnya dalam sebuah keterbukaan, Minggu (28/10/2012).Akan tetapi, harga jual rata-rata (tertimbang) batu bara selama 9 bulan pertama tahun ini tercatat Rp765.934 per ton, turun 2% dibandingkan Rp785.205 per ton pada periode sama tahun lalu.Pada saat yang sama, volume produksi dan pembelian batu bara emiten berkode PTBA ini mencapai 12 juta ton, naik 18% dibandingkan 10,17 juta ton pada periode sama 2011.Dari kegiatan produksi dan penjualan selama periode tersebut, PTBA meraup laba bersih Rp2,2 triliun, menyusut 5% dibandingkan Rp2,32 triliun pada periode sama tahun lalu.Perkembangan ProyekEmiten yang dikendalikan pemerintah ini pada bulan ini baru meneken joint development agreement dengan PT PLN dan Tenaga Nasional Berhard dari Malaysia untuk membangun PLTU berkapasitas 800 MW-1.200 MW di Peranap, Riau.Lokasi pembangunan PLTU tersebut berada dalam wilayah usaha PTBA dan mengambil pasokan batu bara sebanyak 8,4 juta ton per tahun dari tambang milik PTBA. Energi listrik yang dihasilkan dari PLTU itu akan disalurkan baik untuk domestik maupun untuk diekspor ke Malaysia.Perjanjian tersebut akan dilanjutkan dengan pembentukan 3 perusahaan patungan yang masing-masing bergerak di bidang penambangan batu bara, pembangunan pembangkit listrik dan pembangunan jaringan interkoneksi. Proyek ditargetkan mulai beroperasi komersial pada 2018.Proyek lain yang tengah dikerjakan PTBA adalah PLTU Banjarsari 2x110 MW di Lahat Sumatra Selatan di bawah konsorsium PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI). Pembangunan konstruktsi dimulai akhir Juli 2011 dan saat ini sudah 45% selesai.Dengan kepemilikan saham 59,75% di konsorsium ini, PTBA akan menjadi pemasok tunggal batu bara sebanyak 1,5 juta ton per tahun.PTBA juga tengah membangun PLTU 3x10 MW di mulut tambang Tanjung Enim untuk pemakaian sendiri sekitar 24 MW dan kelebihannya dijual ke PT PLN. Dalam perjanjian jual beli excess power, tarif listrik yang ditetapkan adalah Rp787,20 per kwh.Pembangunan PLTU 2x8 MW di Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung untuk pemakaian sendiri juga tengah dilakukan oleh PTBA dan ditargetkan sudah dapat beroperasi akhir tahun depan.Di sektor transportasi batu bara, PTBA dan PT Kerata Api sudah meneken kontrak peningkatan kapasitas angkutan secara bertahap dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati menjadi 22,7 juta ton per tahun pada 2014 hingga 2029.Konsekuensi peningkatan angkutan dengan kereta ini mendorong PTBA menaikkan kapasitas penanganan batu bara di Pelabuhan Tarahan menjadi 25 juta ton per tahun pada 2013, dari 13 juta ton pada saat ini.Sementara itu, proyek PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR) berada dalam tahap penyelesaian restrukturisasi perusahaan patungan pertambangan. Setelah tahap itu selesai, akan dilanjutkan dengan konstruksi selama 36 bulan.Kepemilikan PTBA dalam proyek jalur kereta api itu sebesar 10%, sementara PT Transpacific Railway Infrastructure dari Rajawali Group mengendalikan 80% dan China Railway Engineering Corp. sebesar 10 %.Konsorsium lain yang tengah dikerjakan PTBA adalah penambangan coal bed methane di Tanjung Enim dengan cadangan 0,8 TCF, yang setara dengan kebutuhan bahan bakar PLTU 250 MW. Proyek ini ditargetkan bisa menghasilkan gas pada 2013. (Foto:PTBA.co.id) (msb)

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat
Sumber : Hanum Kusuma Dewi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper