JAKARTA : Rencana penawaran saham oleh PT Bumi Resources Tbk dinilai dapat menurunkan harga saham perseroan, sementara pihak bursa melihat paparan publik masih menimbulkan pertanyaan.
Perdaganan saham berkode BUMI Rabu (3/10) ditutup turun 4,23% menjadi Rp680 dengan kapitalisasi pasar Rp14,1 triliun. Saham ini sudah turun 69% sepanjang tahun, sedangkan indeks saham gabungan naik 11%.
Ahmad Sudjatmiko, analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), mengatakan ada sejumlah hal yang mempengaruhi harga rights issue.
"Pertama, harga di pasar selama tiga bulan terakhir, kemudian valuasi perusahaan pada harga wajar," tuturnya ketika dihubungi Bisnis (3/10/2012).
Valuasi perusahaan, lanjutnya, termasuk nilai ekuitas saat ini dan utang yang dimiliki yang akan menjadi pertimbangan investor. Total ekuitas saat ini US$731,18 juta sementara utang mencapai US$4,11 miliar. "Harga penawaran bila lebih rendah dari harga di pasar."
Namun, ada sisi menarik bila rights issue bisa digelar bila tujuannya untuk membayar utang. Dengan melihat prospektus, laporan keuangan dapat dilihat dan risiko bagi investor bisa dipertimbangkan. "Investor harus hitung, cermati, apakah ada dividen dan keuangan lebih sehat."
Selain itu, harga saham yang rendah juga menarik karena ada potensi peningkatan kapital (capital gain) yang cepat. Selain itu, prospek ke depan bisa dilihat termasuk keuangan yang lebih sehat."Pasti masih ada investor yang mau beli, terlebih ada pertimbangan stok batu bara yang besar," katanya.
Saat ini Bumi Resources memiliki cadangan batu bara 2,8 miliar ton melalui anak usahanya PT Kaltim Prima Coal dan Arutmin. Cadangan tersebut dibandingkan dengan yang terbesar di Indonesia PT Bukit Asam Tbk dengan cadangan 7 miliar dan PT Adaro Energy Tbk dengan cadangan 4 miliar.Sementara itu, Bursa Efek Indonesia menilai Bumi Resources masih perlu memberi penjelasan terkait penjualan anak usaha dan investigasi oleh induk usaha setelah paparan publik Selasa (2/10).
Direktur Penilaian BEI Hoesen mengatakan dari 5 poin yang ditanyakan oleh bursa kepada Bumi Resources, baru 3 poin yang sudah jelas.
"Soal kinerja operasional, kewajiban utang, dan penurunan rating sudah terjawab tetapi masalah penjualan PT Mitratama dan investigasi oleh Bumi Plc belum jelas," tuturnya.
Sebelumnya, pihak bursa memang meminta Bumi Resources dan PT Berau Coal Tbk untuk menggelar paparan publik terkait saham anjlok setelah pengumuman investigasi oleh induk usaha mereka. (if)