JAKARTA -- Manajemen PT Bumi Resources Tbk telah mengadakan pertemuan dengan pihak regulator terkait investigasi laporan keuangan yang dilakukan oleh induk usahanya meski belum ada kejelasan lebih lanjut.
Direktur-Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava terlihat datang ke kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk mengadakan pertemuan dengan pihak regulator. Meskipun demikian, dia enggan memberi penjelasan lebih lanjut terkait pertemuan
tersebut.
"Ini hanya pertemuan biasa. Jadi, tidak ada lagi yang bisa saya katakan," ujarnya sambil masuk ke dalam mobilnya (26/9).
Terkait dengan investigasi yang dilakukan oleh Bumi Plc sebagai pemegang 29% saham Bumi Resources, Dileep hanya menyebutkan keterbukaan yang dipublikasi Rabu (27/9) di situs Bursa Efek Indonesia.
"Kami tidak menerima pemberitahuan sebelumnya perihal penyelidikan atau siaran pers tersebut," ujarnya dalam keterbukaan tersebut.
Selain itu, dia menyebutkan juga manajemen Bumi Resources akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini sesegera mungkin untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bumi Plc, pemegang 29% saham PT Bumi Resources Tbk, mengumumkan tengah melakukan investigasi terhadap dugaan laporan keuangan tidak normal pada anak usahanya tersebut.
Pengumuman itu menyebutkan penyelidikan berfokus pada dana pengembangan di Bumi Resources dan aset di PT Berau Coal Energi Tbk, yang semuanya dihapuskan nilainya menjadi nol dalam akun Bumi Plc per 31 Desember 2011. Terkecuali sebuah investasi bernilai US$39 juta dalam laporan keuangan
konsolidasi.
Menurut laporan keuangan 2011, Bumi Plc menghapuskan nilai aset eksplorasi US$390 juta menjadi nol. Selain itu, dana pengembangan bisnis juga dihapuskan US$247 juta menjadi nol.
Bumi Plc, kongsi Grup Bakrie dan Vallar yang didirikan Nathaniel Rothschild, selain memiliki 29% saham Bumi Resources juga memegang 85% saham PT Berau Coal Energy Tbk.
Saham berkode BUMI diperdagangkan turun 2,90% menjadi Rp670 dan membentuk kapitalisasi pasar sebesar Rp13,92 triliun. (faa)