JAKARTA: Lini usaha sawit di bawah Grup Bakrie PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk membukukan penurunan laba bersih sepanjang periode 3 bulan pertama 2012 sebesar 63,66% menjadi Rp84,07 miliar dari Rp231,34 miliar pada periode yang sama 2011.
Hal tersebut terungkap dalam ringkasan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2012 yang disampaikan kepada otoritas bursa, akhir pekan lalu 11 Mei 2012.
Berdasarkan data tersebut penurunan laba bersih emiten berkode UNSP itu terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 6,89% menjadi Rp393,87 miliar dari Rp423,02 miliar pada periode yang sama 20121.
Sejalan dengan itu, margin laba bersih perseroan pun ikut tergerus sebesar 60,97% menjadi 21,34% pada kuartal I/2012 dari periode yang sama 2011 sebesar 54,69%.
Menurut catatan Bisnis, pada periode Januari-April itu memang hampir seluruh emiten sawit membukukan penurunan laba bersih dan pendapatan akibat penurunan harga jual rata-rata yang terjadi selama periode itu.
Jika dibandingkan dengan emiten sejenis lainnya, penurunan laba bersih yang dialami oleh perseroan yang dipimpin oleh Ambono Janurianto itu masih di bawah penurunan laba bersih yang dialami oleh emiten sawit milik Grup Sampoerna yaitu PT Sampoerna Agro Tbk sebesar 67,11%.
Adapun penurunan pendapatan yang dialami Bakrie Sumatera masih lebih baik dibandingkan dengan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan Sampoerna Agro yang masing-masing membukukan penurunan pendapatan sebesar 14,90% dan 9,98%.
Sepanjang tahun lalu, laba bersih perseroan juga turun sebesar 15,59% menjadi Rp667,02 miliar dari Rp790,23 miliar pada 2010.
Seiring dengan itu, margin laba bersih perseroan juga tertekan menjadi 15,27%, turun 43,18% dari tahun sebelumnya sebesar 26,88%. Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh peningkatan beban pajak penghasilan.
Pada 2011, beban pajak penghasilan lini perkebunan Grup Bakrie itu tercatat sebesar Rp372,07 miliar, naik 38,62% dari Rp268,41 miliar pada 2010.
Kendati demikian, perseroan mampu mencetak pertumbuhan penjualan bersih sebesar 48,56% menjadi Rp4,36 triliun dari Rp2,93 triliun pada 2010.
Beban pokok penjualan yang dicatatkan adalah Rp2,51 triliun, naik 54,84% dari Rp1,66 triliun pada 2010. Meski beban pokok naik signifikan, perseroan masih membukukan kenaikan laba sebelum pajak yakni 3,76% menjadi Rp1,12 triliun pada 2011 dari Rp1,08 triliun pada 2010. (Bsi)
+ JANGAN LEWATKAN:
>>> 10 ARTIKEL PILIHAN REDAKSI HARI INI